Jadi, ia patut didukung. Ia rela berkorban dengan dirinya, demi sayang keluarga dan memutus rantai penularan pada umumnya.Â
Seharusnya begitu. Jika kompak dan semua masyarakat melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan, saya yakin pandemi akan segera berlalu.
Di sisi lain, saya sangat prihatin dengan berita akhir-akhir ini. Ketika masyarakat tidak bisa membendung nafsunya hanya untuk berbelanja di mall dan pasar, demi menyambut lebaran. Katanya lebaran itu ya baju baru. Lalu menyerbu mall membeli baju baru, meski harus dengan berdesak-desakan. Uuuff...
Hal itu tidak saja merugikan dirinya sendiri, tetapi juga banyak orang. Sungguh prihatin. Padahal, jika saja mau untuk tahun ini saja, tidak usah harus memakai baju baru pasti bisa.
Satu sisi, ada yang mencoba bertahan agar penyebaran virus tidak semakin luas, eh, di sisi lain banyak yang melanggarnya hanya demi nafsu duniawi saja.Â
Saya berharap di masa pandemi ini, semua harusnya bisa saling menahan diri. Bersama-sama melawan pandemi dengan semangat yang sama.Â
Saya juga berharap, lebaran yang sebentar lagi datang, tetap bermakna mesti tanpa baju baru. Lebaran akan tetap memiliki nuansa lebaran, meski tanpa bertemu dengan keluarga. Â
Lebaran sebentar lagi. Lebaran di masa pandemi ini, semoga bisa dilalui dengan tetap suka cita, meski dengan rasa prihatin dan tanpa baju baru.Â
Tetaplah semangat, agar pandemi segera berlalu. Seperti semangatnya para pemuda di tahun 1908, yang pada hari ini sedang diperingati.
Selamat menyambut Hari Lebaran & Selamat Memperingati Kebangkitan Nasional.
Semarang, 20 Mei 2020.