Setiap pertengahan ramadan, saya dijapri oleh Bu Takwadi. Ia menanyakan, apakah saya memesan kue kering (kuker) atau tidak.Â
Karena sudah langganan dan tiap tahun memesan kuker, ia memberi jatah pada saya meski belum memesan. Maka saya mengatakan, tentu saja pesan.Â
Bu Takwadi hanya membuat kuker pada saat menjelang lebaran saja. Hanya menerima pesanan, sehingga ia membuat kuker sejumlah pesanan. Berbelanja bahan juga sesuai pesanan. Jadi, jika tak memesan sebelumnya tidak akan mendapat jatah pembelian kuker.Â
"Iya, nggak papa bu. Yang penting tahun ini tetap jalan." jawabnya.Â
Saya biasa memesan kue kering juga untuk ibu mertua. Maka pesanan saya tahun lalu dan tahun sebelumnya lumayan banyak.Â
Ibu mertua bilang, nanti tidak akan banyak tamu, karena ada pandemi. Kunjungan tamu hampir dipastikan tidak ada. Kecuali anak-anaknya sendiri. Tidak usah memesan banyak kue, ya.Â
Ya. Karena pandemi ini, mau tidak mau berpengaruh juga pada jumlah pemesanan. Lebaran tidak akan semeriah tahun sebelumnya.Â
Perubahan telah terjadi dan saat sekarang masih dalam kondisi prihatin. Harus bisa lebih berhemat dan mementingkan hal yang utama dulu. Masalah kue kering yang menyusut pembeliannya, tidak akan menjadi masalah.Â
Tak apa, yang penting pada saat lebaran masih ada toples yang terisi kue, meski terbatas jumlahnya.Â