Jika kita sudah belajar, mau tahu, dan beradaptasi, maka tingkat kecemasan akhirnya akan menurun. Kita bisa berpikir lebih jernih, memakai logika, tidak emosi, dan lebih tenang. Akhirnya akan menimbulkan pergeseran perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.Â
Misalnya, menjadi lebih sering mencuci tangan untuk menjaga kebersihan. Peduli juga pada kesehatan diri dan lingkungan, menjaga tubuh dengan meminum vitamin dan olah raga, agar tidak tertular penyakit ini. Menjaga jarak untuk mempersempit penularan. Juga memakai masker di setiap kegiatan yang dijalani.Â
Jika dahulu tidak peduli pada sekitar, bahkan sampai ada yang menolak korban pandemi karena tingkat kecemasan yang tinggi, maka sekarang lambat laun mulai melunak. Mereka sekarang lebih peduli. Tidak ada penolakan lagi.Â
Perasaan yang timbul dari rasa empati terhadap korban pandemi tersebut, menjadikan kita menjadi lebih lembut. Bantuan kepada sesama mulai mengalir.Â
Jika bisa dan mampu, maka akan dengan sukarela merogoh kocek membagikan sebagian hartanya untuk membantu orang sekitar yang tidak mampu.Â
Ya, seperti kita ketahui bahwa efek dari pandemi ini bukan saja melulu pada kesehatan, tetapi juga segi ekonomi. Karena mau tidak mau, seperti kita ketahui bersama, efek pandemi merembet ke segala sektor. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, berkurang pendapatannya, merugi.Â
Membagi rezeki kepada yang kurang mampu menjadi agenda yang ditambahkan dalam kehidupan. Atau jika dahulu hanya sedikit dalam membagikan hartanya, sekarang lebih banyak, karena adanya rasa empati yang timbul di tengah masa pandemi.Â
Saya yakin, setiap orang pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang memiliki tingkat kebaikan yang lebih dominan. Ada rasa iba dan sayang pada sesama.Â
Tentu saja ada nilai positif dan negatif yang bisa dibaca dari pelajaran kehidupan. Tinggal bagaimana kita mencernanya, agar tak berdampak buruk. Yang positif kita serap, yang negatif diolah agar tak merugikan.Â
Pengalaman-pengalaman di tengah masa pandemi, menjadikan kita lebih pandai, lebih kuat, sehingga bisa menjadi bekal dalam berkehidupan.Â
Ramadan 2020 dan Secercah HarapanÂ