Di sela foto-foto iseng, saya sempat posting kata-kata di akun facebook. Memang ya, kalau emak yang sudah bosan tinggal di rumah terus, ada saja hal yang dikerjakan untuk mengusir kebosanannya.Â
#HariKartini
#KartiniIndonesia
Kartini era sekarang, bukan melulu milik perempuan/wanita Indonesia yang bekerja dan berkarier. Seorang perempuan/wanita tangguh, seorang ibu yang mendidik anaknya dengan tangan dinginnya hingga mampu mengantarkan anaknya ke puncak tertinggi prestasi dan sukses, juga merupakan "Kartini".
Bahkan merupakan prestasi yang membanggakan, karena ia bekerja tanpa pamrih, melainkan penuh keikhasan. Semua demi kebaikan anaknya, demi masa depan yang turun temurun.Â
Jika ada sepuluh wanita Kartini yang begini, maka berapa anak yang bisa sukses karena didikannya. Bagaimana jika seratus, seribu, bahkan jutaan, dari sebagian wanita Kartini Indonesia? Bisa dibayangkan.
Jadi, Kartini era sekarang, mengemban semangat RA Kartini, mendobrak budaya yang awalnya mengesampingkan wanita hanya sekedar sebagai perhiasan, menjadi seorang wanita/perempuan/ibu yang lebih berdaya, tangguh, yang mampu menjadi teman, pendamping yang cerdas, menginspirasi dan memberi kenyamanan. Baik itu untuk orang terdekat, keluarga ataupun orang lain, sesuai dengan kapasitasnya.
Karier, prestasi, adalah sebuah bonus.
"Selamat Hari Kartini bagi Seluruh Wanita di Indonesia"
Tulis. Dan posting. Lanjut deh.
Oya, baju tenun Lombok dan kain sarung tenun Makassar, juga saya padukan dengan kalung batu. Kalung itu saya beli dari Pasar Kebun Sayur Balikpapan, pusat souvenir. Warnanya senada. Sebenarnya sih bagus jika warnanya kontras. Lebih kelihatan. Ora popo wis, yang penting kalung itu cakep dipakai.