Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kucing, Obyek Foto yang Menyenangkan

14 Oktober 2019   22:11 Diperbarui: 14 Oktober 2019   23:11 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki kucing? Menyukai kucing? Jika iya, berarti sama dengan saya. Kucing, adalah salah satu makhluk Tuhan yang membuat bahagia. Seperti layaknya orang-orang terdekat kita yang menyayangi kita atau sebaliknya, juga membuat bahagia.

Saya menyukai kucing sejak kecil. Jangan salahkan ya, karena dulu saya mewarisi kesukaan itu dari bapak yang juga menyukai kucing seperti saya. Dan saya mewariskan kesukaan ini, juga kepada anak-anak. Hahaha... ruwet.

Tetapi memang kucing itu ibarat obat hati, menyenangkan, tapi sekaligus kadang membuat jengkel. Kalau pas bertingkah lucu, bikin gemes. Tapi kalau lagi nakal, bikin senewen. 

Kayak kekasih hati saja ya, kadang cinta kadang benci.

Kucing saya selama ini berganti-ganti. Kucing yang datang atau pun yang nemu di jalan. Dari berbagai macam warna dan bentuk. Ada yang memiliki ekor pendek, ekor panjang. Betina atau jantan. Mereka datang dan pergi. Ada yang sakit, lalu mati. Ada juga beranak dan menjadi banyak. Tapi kalau soal kekasih yang beneran, saya orang yang setia loh. Hahaha...

Lalu apa hubungannya obyek foto dan kucing?

Saya memiliki hobi memotret apa saja yang menurut saya menarik. Nah ini. Salah satu obyek foto yang menyenangkan adalah: kucing!

Kucing itu lucu.

Jika dulu saya bisa leluasa memotret anak-anak ketika masih kecil, ekspresi mereka saat bermain, senyuman yang manis, kenakalannya. Sekarang susah, karena mereka beranjak besar. Mana mau sekarang dipotret oleh ibunya yang suka usil? Yang ada, malah menutup muka dengan tangan karena tak mau. Akibatnya hobi saya tak tersalurkan dan bikin bete. Ih, sebel deh.

Dulu ketika kecil, masih mau dipotret tanpa protes. (Dokpri).
Dulu ketika kecil, masih mau dipotret tanpa protes. (Dokpri).
Dan siapa "korban" usil hobi motret berikutnya? Bebungaan dan makhluk lucu ciptaan Tuhan bernama Kucing. Aha!

Entah kebetulan atau bagaimana, kucing yang pernah saya miliki, suka banget difoto. Bahkan seperti tahu. Atau mungkin karena kucing zaman now begitu, ya? Suka selfie. Entahlah.

Berikut foto-foto dengan "korban" obyek foto makhluk lucu ciptaan Tuhan bernama Kucing. Modalnya hanya kamera handphone.

Cantiknya Kucingku

Kucing betina, ternyata memiliki wajah cantik, unsur kemayu, dan feminim. Seperti manusia.

Cantiknya kucingku. (Dokpri).
Cantiknya kucingku. (Dokpri).
Tatapan mata yang tajam. Lucu ya... (Dokpri).
Tatapan mata yang tajam. Lucu ya... (Dokpri).
Ada sisi feminim dari kucing betina. Kemayu... (dokpri).
Ada sisi feminim dari kucing betina. Kemayu... (dokpri).
Kucing betina, kelihatan beda dengan kucing jantan. Lebih cantik. (Dokpri).
Kucing betina, kelihatan beda dengan kucing jantan. Lebih cantik. (Dokpri).
Susahnya Menjadi Kucing Jantan

Jika kita sering mendengar bahwa kucing jantan itu bikin onar, nakal. Hobi bertengkar dan bikin berisik demi merebutkan kucing betina. Maka, sebenarnya tidak hanya itu. Ternyata menjadi kucing jantan itu tidak enak. Harus mempertahankan wilayah kekuasaan, melindungi kucing-kucing muda dan kucing betina yang berada di wilayah kekuasaannya dengan mempertaruhkan diri. Badannya babak belur dan memiliki banyak luka.


Kucing jantan memiliki wilayah kekuasaan yang harus dipertahankan. (Dokpri).
Kucing jantan memiliki wilayah kekuasaan yang harus dipertahankan. (Dokpri).
Dia sedang mengincar sesuatu yang ada di atas piring. Kelihatan dari ekspresi wajahnya. Hum... (dokpri).
Dia sedang mengincar sesuatu yang ada di atas piring. Kelihatan dari ekspresi wajahnya. Hum... (dokpri).
Ssst... pusnya lagi tidur... (dokpri).
Ssst... pusnya lagi tidur... (dokpri).
Hei, mau nggak kamu jadi pacar aku? Kata pus item. Hahaha... (dokpri).
Hei, mau nggak kamu jadi pacar aku? Kata pus item. Hahaha... (dokpri).
Ibu Kucing Sayang pada Anaknya

Atau momen saat ibu kucing menyayangi anaknya. Ternyata bukan manusia saja yang memiliki jiwa keibuan. Kucing juga. Kadang cerewet pada anaknya saat nakal. Rasa khawatir pada anaknya. Nah loh, kok seperti saya ya? Hahaha...

Pus dan anaknya. Penuh kasih sayang. (Dokpri).
Pus dan anaknya. Penuh kasih sayang. (Dokpri).
Si Oren, emak yang sayang anak. Sambil leyeh-leyeh tetap momong anaknya. (Dokpri).
Si Oren, emak yang sayang anak. Sambil leyeh-leyeh tetap momong anaknya. (Dokpri).
Sedang minum ASI... (dokpri).
Sedang minum ASI... (dokpri).
Si Cimut, kucing ini pas melahirkan minta ditemani. (Dokpri)
Si Cimut, kucing ini pas melahirkan minta ditemani. (Dokpri)
Anak kucing, wajahnya itu loh... (dokpri).
Anak kucing, wajahnya itu loh... (dokpri).
Jadi, kucing pun bisa menjadi sahabat, obyek keusilan dan luapan stres karena ia tak pernah protes. Menyenangkan, ya.

So sweeeet... (dokpri).
So sweeeet... (dokpri).
Hahaha... pamer ya... (dokpri).
Hahaha... pamer ya... (dokpri).
Salam,
Wahyu Sapta.

Semarang, 14 Oktober 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun