Lalu ia merapikan kembali tumpeng pesanan itu agar tak berubah bentuk, di sebuah meja besar. Kemudian pulang.Â
Baru saja ia akan keluar dari gerbang pagar, seseorang memanggilnya.
"Zoya? Mengapa kemari?"
"Loh, ini rumah kamu?"
"Bukan, rumah tetanggaku," Ia menjawabnya sambil tergelak. Tetapi kemudian ia meralatnya. "Iya Zoya, ini rumahku." lanjutnya.
"Jadi yang memesan tumpeng kamu? Wah, kamu sudah sukses sekarang."
"Loh, kamu itu pemilik katering yang kondang enak itu? Wah, kamu juga sukses, ya, sekarang."
Pipi Zoya tiba-tiba memerah. Dan si pemilik pujian itu memiliki rambut gondrong bersuara merdu.
***
Ketika yang lalu...
Seragam putih abu-abu. Hari Senin. Pagi itu upacara bendera. Selepas upacara, bubar barisan. Di jeda waktu saat akan masuk kelas. Zoya bertemu Ukik. Di luar pelataran sekolah, depan pintu gerbang. Tetapi Zoya masih berada di dalam area sekolah. Sedang Ukik di luar pagar. Ada raut wajah yang seperti membawa beban beribu ton. Sendu sekali.