Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Temui Aku di Jalan Sudirman

24 Agustus 2019   19:50 Diperbarui: 24 Agustus 2019   19:56 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zoya mengemasi semua perlengkapan memasaknya. Selesai sudah pekerjaannya untuk hari ini. Dibantu oleh beberapa karyawannya, semua pesanan telah dieksekusi. Nasi kotak 300 porsi. Tak mudah memasak dalam jumlah yang banyak. Butuh konsentrasi tinggi, agar makanan tetap segar saat diantar ke pelanggan. Urutan memasak juga ia terapkan, agar mempermudah dalam prosesnya. Semua ia pikirkan dengan teliti. Ia tak mau ada keluhan dari pelanggan, karena pesanan tidak sesuai dengan keinginannya.

"Kak Zoya, aku pamit, ya." kata Selvy salah satu karyawannya.

"Terimakasih Selvy. Sampai ketemu besok."

"Siap, kak."

Apa yang bisa ia perbuat, kecuali dengan kebaikan. Ia baik kepada semua karyawan. Karena ini adalah pekerjaan tim. Ia tak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan mereka. 

Suatu hari ia mendapat pesanan nasi tumpeng lengkap dari seseorang. Rupanya pelanggan baru. Memang selama ini ia mendapat banyak pelanggan baru. Ketika ia bertanya kepada pelanggan baru dari mana ia memperoleh informasi tentang katering miliknya, mereka menjawab dari temannya. Dan teman mereka itu tampaknya pelanggannya yang pernah memesan darinya. Tentu saja ia bahagia, karena usaha yang dirintisnya ini mengalami grafik naik. Tak sia-sia ia kursus memasak, meski awalnya ogah-ogahan. "Ini berkah." batinnya.

Tumpeng yang dipesan kali ini tak main-main. Menu yang diminta istimewa. Baru kali pertama ia mendapat pesanan tumpeng dengan harga yang lumayan, di atas rata-rata. Ia harus berpikir keras dengan bumbu yang dipakai, juga elemen pengisinya. Desain tumpeng juga harus istimewa. Sesuai dengan keinginan pelanggan barunya ini. 

Ia kemudian browshing di banyak sumber. Dari majalah ataupun di internet. Ia mengerjakan secara all out di setiap pekerjaannya. Dan kali ini, sungguh menguras energinya. Untung saja ada Selvy yang setia menemaninya. 

Hingga harinya. Ia mengantar sendiri pesanan tumpeng itu di lokasi. Tentu saja bukan ia sendiri yang mengangkatnya. Melainkan dibantu beberapa karyawannya. Ia ingin tahu, seperti apa pelanggan barunya. Sekaligus bisa berkenalan. 

Hem. Megah sekali rumah yang ditujunya.

"Pantas saja pesanan ini istimewa. Rupanya ia seorang yang kaya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun