Hari itu saya berjanji menjemput teman di stasiun Poncol Semarang. Ia dari Solo naik kereta api Kalijaga. Tepat jam delapan pagi kereta datang. Tetapi posisi saya masih di rumah dan belum mandi. Maka saya meminta teman saya itu untuk menunggu sekitar satu jam untuk bisa sampai ke stasiun. Jarak antara rumah dan stasiun lumayan jauh. Jadi butuh waktu. Apalagi jika jalanan ramai dan macet.
"Tunggu ya deq. Sabar. Hahaha..." kataku padanya lewat ponsel. Ia mengiyakan dan mengatakan, "Santai saja mbak. Aku juga mau istirahat sejenak di stasiun. Tadi malam tidak bisa tidur." Oh, okelah kalau begitu.
Teman saya yang bernama Arako, adalah seorang Kompasianer dari Palembang. Berlibur ke Yogyakarta dan mampir ke Semarang. Dengan  senang hati saya menyambutnya.
Akhirnya saya bertemu dengannya. "Mau ke mana kita?" tanya saya. "Nanti lah mbak Wahyu, aku ke rumah mbak dulu, mau numpang mandi. Udah dua hari aku belum mandi, hehehe..." katanya sambil nyengir. Ya wis, ke rumahku dulu ya.
Sebagai sesama penggemar kucing, ia senang sekali saat sampai di rumah saya. Banyak kucing! Ada tujuh ekor kucing di rumah. Hahaha... tetapi mereka tinggal di luar rumah, hanya satu ekor penghuni tetap. Mereka kucing liar yang datang ke rumah dan saya senang merawatnya.
Setelah siap, saya bertanya padanya, apakah sudah pernah ke Candi Borobudur. Ia menjawab belum. Ya sudah, kita kemon ke sana yuk. Kalau saya sih sudah berkali-kali ke sana. Tetapi tidak mengapa. Saya senang kok.
Taraaa... berangkaaat...
Semarang-Borobudur menempuh waktu 2,5 jam. Jika lancar jaya, loh. Karena biasanya jalanan ramai banyak truk melintas. Harus antre. Banyak jalan yang tanda lalu lintasnya garis tengah lurus. Jadi tidak boleh menyalip. Jika ada truk besar, biasanya laju jalannya pelan. Harus sabar deh.
Sepanjang perjalanan Arako pamit tidur sebentar. Ya wis nok, tidurlah. Ia memang kelihatan capek sekali. Setelah hari kemarin ia ke Candi Prambanan dan pantai di sekitaran Yogyakarta.
Sesampainya di Magelang, arah mendekati lokasi Candi Borobudur, waktu menunjukkan jam makan siang. Sebenarnya sih dari rumah saya sudah merancang, nanti makan siang sop senerek. Sop senerek adalah makanan khas kota Magelang. Saya penasaran dengan rasa dari sop ini.
"Bagaimana jika kita makan siang sop senerek? Maukah?"
Arako mengangguk. Karena katanya terserah tuan rumah mau diajak kemana saja ia mau.
Sudah lama saya kepengin makan sop senerek. Hanya saja jika ke Magelang belum sempat mampir ke sana. Nah, mumpung ada kawannya, saya memilih menu ini.
Sop senerek ini berbahan dasar daging sapi. Aromanya segar. Bumbu utamanya sama seperti sop lainnya, yaitu lada dan pala.
Saya berhenti di sebuah warung makan Sop Senerek Banar, yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta Banar Magelang yaitu jalan menuju Candi Borobudur. Di sana disediakan berbagai menu seperti pecel, nasi rames dan menu spesialnya adalah sop senerek.
Sedangkan untuk minumnya, ada spesial menu, yang jarang di temui warung makan lainnya. Es beras kencur dan es gula asam. Arako heran. Nah, beras kencur kan jamu, katanya. Tetapi ia penasaran, dan memesannya. Saya memesan es gula asam. Pasti segar. Saat minuman tersaji, dan mencicipinya, Arako senang. Baru kali ini jamu disajikan jadi minuman. Dan enak. Ya memang, beras kencur dan gula asam adalah jamu tetapi rasanya manis, sehingga bisa dijadikan minuman.
Bagaimanakah rasanya? Hem, sayapun penasaran. Kuahnya bening dan segar. Kaldu daging sapi yang gurih sungguh menggoda. Sayur bayam dan wortel yang pas matangnya, menjadikan sayur ini segar untuk disantap. Sedangkan kacang merah sebagai pemeran utama sop senerek, rasanya empuk maknyus saat dikunyah dan cocok jika dipadukan dengan sop. Secara keseluruhan, sop senerek cocok buat saya. Sedap dan segar! Mantap.
Habis sudah makanannya. Sop beserta kuahnya tandas. Juga es jamu. Tinggal wadahnya. Hahaha...efek lapar dan enak.
Harganya terjangkau kantong. Tidak mahal.Â
Perjalanan dilanjutkan ke Candi Borobudur, menuntaskan rasa penasaran Arako akan keberadaan Candi ini.
Semarang, 12 November 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H