Bila cinta saling menguatkan, itu Zang dan Fe. Tetapi cinta kadang membuat sakit hati, saat kekasih yang disayangi mengabaikan dirinya. Meskipun nyatanya, itu hanya pemikirannya saja. Kekasih bukan mengabaikan. Tetapi, ia terlalu sayang. Zang sangat sayang pada Fe.
Lapangan Basket
Siapa yang tak kenal dengan Zang. Kapten basket. Yang selalu dikerumuni gadis-gadis cantik. Tetapi ia tak pernah terlalu memperhatikan mereka. Fokusnya hanya pada basket. Basket adalah dunianya.
"Maaf," kata seseorang. Zang tak sengaja tertabrak olehnya. Lalu saat itu wajah Zang begitu dekat dengan gadis yang menabraknya. Zang terpana. O, mengapa dia begitu cantik? Pekiknya dalam hati.
"Namamu Nana?"
"Bukan lah. Aku Fe."
"Oh, maaf Fe. Namaku Zang."
Tetapi, siapapun tahu bahwa itu hanya siasat Zang agar bisa tahu nama gadis yang telah menabraknya. Itulah awal pertemuan Zang dan Fe yang kemudian disusul dengan pertemuan-pertemuan lanjutan.
Lalu kisahpun berlanjut.
"Kamu mau kan jadi kekasihku, Fe?"
Fe mengangguk dan hari selanjutnya adalah hari yang indah, layaknya mereka yang sedang dilanda asmara. Hanya ada kamu, begitu katanya.