Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Gethuk Kethek Khas Salatiga yang Lembut dan "Maknyus" Saat Digigit

19 Agustus 2018   23:07 Diperbarui: 20 Agustus 2018   12:02 3340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monggo gethuknya, silakan dicicip, ya! Manyus deh... (dokpri).

Siapa yang tidak mengenal makanan gethuk? Kuliner tradisional yang melegenda. Hampir tiap daerah memiliki kuliner ini. Masing-masing daerah memiliki kekhasan tersendiri. Seperti gethuk kethek khas kota Salatiga ini. Kudapan ringan yang berbahan dasar singkong ini memiliki rasa yang lembut dan manis.

Menginjakkan kaki ke kota Salatiga merupakan hal yang menyenangkan. Kota kecil yang berada di dekat kota Semarang. Kota yang memiliki suhu adem dan tak sepanas kota Semarang, menjadikan tujuan para wisatawan untuk beristirahat di kota ini. 

Banyak tempat wisata yang bisa dituju di sekitar kota Salatiga, seperti Kopeng, Banyubiru, Bandungan, Candi Gedong Songo, dan masih banyak lagi. Mereka memilih menginap di kota Salatiga kemudian melanjutkan perjalannnya ke tempat wisata yang dituju.

Beberapa kali saya mengunjungi kota Salatiga. Kota ini memiliki kuliner yang membuat hatiku jatuh hati. Antara lain baksonya yang terkenal enak, Singkong Keju D9, enting-enting gepuk yang berasa kacang enak banget dan manis legit. Nah, salah satu kuliner yang baru-baru ini saya coba adalah gethuk kethek. 

Awalnya saya heran dengan namanya yang aneh. Memangnya seperti apa sih rasa gethuk itu? Mengapa kok dinamakan gethuk kethek? Bukankah kethek itu monyet? Apa hubungannya dengan makanan gethuk?

Singkong keju, yang merupakan kudapan berbahan singkong, kuliner khas Salatiga. (Dokpri).
Singkong keju, yang merupakan kudapan berbahan singkong, kuliner khas Salatiga. (Dokpri).
Nah, saya penasaran. Jika minggu kemarin saya mampir ke Singkong Keju D9 dan mencicipinya. Maka minggu ini saya mencoba gethuk kethek. 

Banyak yang mengatakan bahwa gethuk ini enak. Tempat warung jualan gethuk kethek berada di dekat Singkong Keju D9. Di Jalan Argo Tunggal. Kampung Ledok Salatiga. Ternyata Kampung Ledok ini merupakan perkampungan sentra produksi makanan berbahan dasar singkong dan ubi.

Banyak berjajar toko-toko yang menjual singkong goreng berbagai rasa, timus, gethuk dan makanan olahan dari bahan singkong. Seolah surganya makanan singkong deh. Meskipun berbahan dasar singkong dan ubi, tetapi makanan di sini memiliki cita rasa enak. Mereka pandai mengolah bahan pangan singkong, menjadi makanan yang berbeda dan berkelas.

Hari Minggu, sudah menjelang sore saat saya tiba di sana. Saya menuju tempat toko gethuk kethek. Harus mengantri. Memesan terlebih dulu, kemudian menunggu dibuatkan. Demi rasa penasaran saya, maka saya rela menunggunya. Nah, benar saja, saya merupakan pengantre yang terakhir, karena setelah itu pesanan gethuk habis. Syukurlah, masih bisa mencicipinya. Meskipun saya memesan 4 dus dan hanya bisa mendapatkan 3 dus saja.

Gethuk dicetak dalam cetakan kotak, kemudian dimasukkan ke dalam dus. Tiap dus berisi 20 potong kecil gethuk. (Dokpri).
Gethuk dicetak dalam cetakan kotak, kemudian dimasukkan ke dalam dus. Tiap dus berisi 20 potong kecil gethuk. (Dokpri).
Mengapa sih dinamakan gethuk kethek?

Ternyata menurut cerita, dulu pemiliknya mempunyai kethek (monyet) yang ditaruh di depan rumahnya. Bisa menjadi tetenger (tanda) buat pembeli agar mudah mencari lokasi. 

Monyet ini merupakan peliharaan sang pemilik warung gethuk kethek. Maka untuk mempermudahnya, gethuk ini dinamakan gethuk khetek, meskipun makanan ini tidak ada hubungannya dengan kethek, hehehe... O, begitu ya?  

Warungnya seperti rumah biasa. Saat di warungnya, ada tiga orang yang melayani pembeli. Dua orang mencetak gethuk yang sudah dihaluskan dalam sebuah cetakan kotak-kotak kecil. Kemudian gethuk yang telah dicetak, dimasukkan dalam dus. Tiap dus berisi 20 potongan kecil gethuk. Sedangkan 1 orang bertugas sebagai pencatat sekaligus kasir. Para pengantre yang telah memesan dan dicatat namanya, akan dipanggil saat pesanan telah jadi.

Gethuk kethek telah siap dibawa pulang. (Dokpri).
Gethuk kethek telah siap dibawa pulang. (Dokpri).
Giliran saya menerima pesanan yang sudah jadi. Satu dus harganya 12 ribu rupiah. Murah meriah. Wah, jadi pengin cepat menyantapnya. Saya bertanya pada penjualnya, bahan apa saja yang dipakai untuk membuat gethuk ini? Jawabnya singkong yang telah dipilih, kelapa parut dan gula pasir. Semua bahan alami, tidak mengandung bahan pengawet. Jadi mereka tidak memiliki stok, hanya menyajikannya saat ada pesanan. Benar-benar fresh.

Salah satu kelebihan gethuk ini, rasanya enak, lezat, gurih dan manis. Berbeda dengan gethuk kota lainnya, gethuk kethek memiliki tekstur yang lembut dan tidak kenyal. Bentuknya mirip gethuk lindri, tetapi gethuk ini lebih lembut. Saat digigit, terasa nyus dan empuk. Rasa gurih dari kelapa parut sangat dominan.

Dusnya ada gambar monyetnya. Hehehe... (Dokpri).
Dusnya ada gambar monyetnya. Hehehe... (Dokpri).
Perpaduan dari gula pasir, kelapa dan singkong rebus yang telah dihaluskan, sangat pas. Tidak terlalu manis, jadi tidak mudah neg. Rasa asli, tidak memakai bahan pengawet. Karena itulah tidak tahan lama. Wah, gimana bertahan lama, baru beberapa menit dibuka, sebentar kemudian sudah habis disantap. Karena rasanya yang enak dan bikin nagih. Kudapan ringan ini ludes masuk perut.

Irisan gethuk kethek yang rasanya lembut dan maknyus. (Dokpri).
Irisan gethuk kethek yang rasanya lembut dan maknyus. (Dokpri).
Kapan-kapan saya harus mencobanya lagi. Karena masih penasaran dan masih suka.

Silakan jika ke Salatiga mampirlah mencari gethuk kethek yang tidak ada hubungannya dengan kethek. Rasanya dijamin enak dan fresh. Tanpa bahan pengawet dan mereka pinter mengolahnya. Recommended deh.  

Salatiga, 19 Agustus 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun