Kita pasti pernah mendengar suara ngiiiing ... seperti peluit dari seorang penjual jajanan saat melintas di depan rumah. Dan kita pasti bisa menebaknya, bahwa yang tengah melintas itu adalah penjual kue putu. Ya. Ciri khas dari abang penjual jajanan putu adalah suara tadi. Suara dari lobang kecil yang dipakai untuk memasak kue putu. Lalu kita memanggilnya untuk membelinya.
"Bang, beli...!"
Kue putu ini, saya menyebutnya dengan putu bumbung. Yaitu kue putu yang saat membuatnya memakai cetakan wadah seperti tabung yang berasal dari bambu atau bumbung. Kue lezat ini terbuat dari tepung beras, dicampur dengan irisan gula merah dan kelapa, kemudian dikukus. Rasanya tentu saja manis gurih. Kue ini termasuk kue tradisional Indonesia, yang telah lama ada dan legendaris. Banyak yang menyukai kue ini karena memang lezat rasanya.
Hampir tiap daerah memiliki kue tradisional ini. Di beberapa daerah, putu bumbung diberi warna agar menarik, seperti warna hijau atau merah/pink. Di tempat saya sendiri, penjual kue putu bumbung menyajikannya dengan warna alami alias tidak memakai pewarna. Jadi warnanya putih semburat coklat dari gula merah. Ditabur dengan kelapa parut yang berwarna putih. Hem... sedap dan wangi aroma daun pandan.
Bahkan sekarang banyak yang memodifikasikan jajanan tradisional ini dengan sentuhan modern, dengan berbagai bentuk yang lebih cantik. Dengan berbahan dasar yang sama, yaitu tepung beras yang dicampur dengan gula merah dan kelapa parut. Tetapi namanya jadi berbeda dong, karena mencetaknya tak lagi memakai bumbung atau bambu. Tapi sih, masih bisa disebut dengan kue putu, tetapi tanpa bumbung. Hehehe...
Ternyata cara membuatnya mudah, loh. Dari bahan yang mudah dicari, yaitu tepung beras, gula merah dan kelapa parut.
Awalnya kita merebus air yang telah dicampur dengan sedikit garam dan daun pandan wangi. Kemudian diaduk, hingga aroma dari daun pandan menyeruak dan wangi. Sisihkan, biarkan hangat suam kuku. Siapkan wadah, kemudian isi dengan tepung beras sesuai takaran. Tuang air aroma pandan tadi yang sudah hangat, sedikit demi sedikit ke dalam adonan tepung beras. Aduk adonan, hingga tepung membentuk butiran-butiran halus.
Selanjutnya, siapkan kukusan dan cetakan bumbung atau bambu. Biarkan panas terlebih dahulu. Kemudian cetak adonan tepung beras ke dalam cetakan bambu, isi setengah bagian. Selanjutnya masukkan irisan gula merah secukupnya, tutup kembali dengan adonan tepung beras. Kukus hingga matang, kurang lebih 10 menit lamanya.
Setelah matang, sajikan dalam piring saji. Tabur dengan parutan kelapa. Nikmati selagi hangat, dengan secangkir teh manis di sore hari. Hem.. lezat dan nikmat. Wangi aroma daun pandan yang dipadu dengan harum bau tepung beras yang khas.
Untuk mendapatkan cetakan kue putu ini, mungkin kita harus membuatnya ya. Dari bambu yang berdiameter kurang lebih 3 hingga 5 cm. Tetapi sekarang ada kok cetakan kue putu yang dijual di supermarket. Bahannya tentu saja bukan dari bambu, melainkan dari alumunium. Kurang alami dan aromanya mungkin berbeda. Atau jika tak ada, bisa memakai cetakan yang sesuai dengan kreativitas sendiri.
Di samping kue putu bumbung tadi, ada kue tradisional yang banyak dijual di pasar tradisional dan toko jajanan, sama-sama jenis putu. Yaitu putu ayu dan putu mayang.
Siapkan bahan-bahannya. Yaitu 250 gr tepung terigu, 2 butir telur ayam, 200 gram gula pasir, 250 ml santan, 1 sendok teh ovalet, setengah sendok teh vanili jika suka, pewarna hijau untuk makanan dan sedikit garam. Kelapa parut yang telah diberi sedikit garam biar terasa gurih, kemudian sisihkan.
Cara membuatnya, mixer telur, gula, ovalet, vanili dan garam hingga berwarna putih dan mengembang. Tambahkan dengan tepung terigu dan santan, mixer dengan kecepatan rendah. Tambahkan pewarna hijau ke dalam adonan, aduk hingga rata. Siapkan kukusan, hingga panas.
Siapkan cetakan, olesi dengan sedikit minyak kelapa. Masukkan parutan kelapa, tekan-tekan agar rata di dasar cetakan, kemudian masukkan adonan ke dalam cetakan. Kukus hingga matang, kurang lebih 15 menit. Sajikan dengan melepasnya dari cetakan. Taruh dalam piring saji, siap dinikmati bersama secangkir teh hangat. Lezat dan nikmat.
Banyak dijumpai di pasar tradisional dan toko kue. Biasanya banyak dijumpai di pagi hari. Bisa untuk sajian pagi hari sebagai teman minum kopi atau teh.
Nah, kue-kue tradisional ini tetap disukai, meski telah banyak bermacam-macam kue kekinian, karena rasanya yang enak.
Berbagai kue tradisional Indonesia, menambah banyaknya deretan kue tradisional Indonesia yang legendaris, termasuk kue putu ini. Baik Putu Bumbung, Putu Ayu maupun Putu Mayang. Tak lekang oleh waktu, kue tradisional ini melegenda dan tetap menjadi favorit. Bahkan beberapa pecinta kuliner, banyak yang membuat kue tradisional ini dengan rasa kekinian dengan memodikasikannya dengan sentuhan modern. Dengan sajian yang lebih menarik, tanpa meninggalkan ciri khasnya.
Selamat mencoba, ya.
Salam,
Wahyu Sapta.
Semarang, 23 Juni 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H