Semua sudah berkumpul. Biasanya sebelum waktunya berbuka, mereka sudah berkumpul. Kecuali saja jika Ayah masih ada pekerjaan yang belum selesai. Tetapi hari itu, semua anggota keluarga ada. Sambil menunggu berbuka, biasanya mereka saling bercerita.Â
Kakak yang paling cerewet. Dari zaman SD, ia memang suka bercerita apa saja kejadian yang dialami olehnya selama hari itu. Tentang apa saja. Tentang teman-temannya, gurunya atau pelajaran di sekolah.Â
Beda dengan Adik yang tak biasa bercerita. Hanya bercerita saat ditanya saja. Misalnya pertanyaan tentang ada peer apa tidak. Karena Adik sering lupa jika ada peer.
Tak ketinggalan juga Ayah dan Bunda bercerita. Tentang apa saja yang dialami pada hari itu.
Suasana yang begini ini yang membuat hati Bunda bahagia. Mungkin juga buat Ayah, Kakak dan Adik. Meskipun Kakak dan Adik sering ribut melulu. Karena Kakak yang suka usil menggoda adiknya. Justru hal ini yang bikin hati Bunda nyaman. Romantis sekali. Apalagi ini di bulan puasa. Akan menambah suasana yang nyaman buat mereka.
Pukul 17.31 WIB, waktu berbuka Kota Semarang. Sontak semua berkata,"Alhamdulillah." Semuanya menuju ruang makan untuk berbuka.
Ada yang berbinar-binar matanya. Terutama Adik. Tentu saja. Karena ada nasi goreng kesukaan mereka.
"Alhamdulillah Bun, ada nasi goreng. Adik makan dulu ya."
Semua tersenyum lebar.
Romantisme dalam keluarga tidak harus yang muluk-muluk. Dengan cara sederhana juga bisa. Seperti sepiring nasi goreng penuh cinta. Memberikan ketulusan hati dan keikhlasan untuk keluarga tercinta, akan menjaga keakraban dan romantisme dalam keluarga. Apalagi di bulan suci Ramadan, bulan penuh berkah.
Aura kasih sayang dalam rumah akan memberi kenyamanan dalam keluarga. Sehingga mereka akan selalu merindukan keluarga, meski sedang berada jauh dari rumah. Rumah adalah arah jalan pulang. Tidak kemana-mana. Rumah adalah tempat ternyaman di dunia.