Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nancy

9 Oktober 2017   21:50 Diperbarui: 10 Oktober 2017   14:49 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Sungguh bukan Nancy pelakunya. Ia dan Dea berjarak satu meter. Dan tas yang dibawanya tidak berada tepat di atas kaki Dea. Nancy hanya terbengong melihat wajah Dea kesakitan.

"Maafkan aku, beneran aku nggak sengaja,"

"Ya sudah, mana tasku. Aku bawa sendiri aja," kata Dea ketus. Kapok ia menyuruh Nancy membawakan tasnya. Badan ringkih Nancy membuatnya jadi mikir, takut jika Nancy kenapa-napa. Malah dia yang disalahkan. Ternyata Dea takut pada bu Hesti yang galak itu. 

***

SMA Ksatria 01. Lapangan. Saatnya study tour. Ada tiga bus terparkir. Bus 01, 02 dan 03. Nancy masuk bus 02. Ada saatnya bu Hesti sangat baik hati. Nancy, Ahma, Dea dan teman lainnya, di jaga sedemikian rupa, termasuk asupan makanan, sangat diperhatikan olehnya. Hinggastudy tour berjalan sangat menyenangkan. Dan memang, bagi bu Hesti ada waktunya tegas, juga waktunya berbaik hati. Yang jelas, bu Hesti sangat menyayangi murid-muridnya, berharap ilmu yang ditularkan bisa membawa bekal untuk masa depan muridnya.

Ahma lebih dekat dengan Nancy selama study tour, karena mereka berada dalam satu bus yang sama. Itu membuat Dea iri. Ia tak bisa menyuruh-nyuruh Nancy, orang yang paling loyal padanya selama ini. Bete jadinya.

Saat ada kesempatan bersama, Dea langsung berkata kepada Nancy. Lebih tepatnya berteriak, "Kamu kupecat jadi anggota geng, mulai dari sekarang!" seru Dea. Diamini oleh anggota lainnya. Wajah Nancy menjadi pasi. Dengan nada polos ia bertanya pada Dea, "Aku salah apa, Dea?"

Lalu tiba-tiba datang angin cukup kencang hingga menjatuhkan ranting pohon tepat di atas Dea, kemudian jatuh mengenai kepalanya. Dea mengaduh, kemudian berlalu dari Nancy, diikuti oleh anggota geng lainnya. Sepanjang ia berjalan, Dea marah-marah terus sambil menggerutu.

Ahma melihat dari kejauhan. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Sekelebat bayangan hijau keluar dari tubuh Nancy mematahkan ranting pohon!

***

Semarang, 9 Oktober 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun