Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nancy

9 Oktober 2017   21:50 Diperbarui: 10 Oktober 2017   14:49 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

"Cieee yang bisa mengerjakan soalnya bu Hesti. Traktir kita-kita dong!" kata Dea, temannya yang paling tambun. Wajah Nancy hanya memerah. Ia tidak bawa uang saku lebih. Hanya cukup untuk satu mangkok kacang hijau dan air mineral.

"Aku nggak bawa uang saku lebih, Dea." kata Nancy.

"Ya sudah, kalau begitu mulai sekarang kamu harus mengajariku pelajaran matematika. Imbalannya kamu boleh masuk ke geng kita. Gimana? Deal?"

Nancy hampir tersedak. Hingga sedikit batuk."Geng Dea? Nggak salah nih? Padahal selama ini mereka tak pernah menganggap aku ada. Mungkinkah karena badanku yang kecil, jadi tak dianggap. Ah, sebodo amat. Aku suka banget masuk di geng mereka. Geng paling ngetop di sekolah," batin Nancy.

Nancy mengangguk mengiyakan tawaran Dea. Ada perasaan sedikit bangga, bahwa ia bisa masuk Geng Dea.

***

"Bawain tasku, dong," kata Dea.

"Siap," sahut Nancy. Lalu dengan tergopoh-gopoh Nancy membawakan tas Dea yang beratnya hampir lima kilo. Isinya buku semua. Dea tak pernah hapal jadual pelajaran. Buku yang ada di rak meja dimasukkan ke tas. Dan sekarang sedang dibawa oleh Nancy. 

"Tasmu berat, Dea." kata Nancy. Tapi Dea tak bereaksi.

Entah mengapa tiba-tiba tas terjatuh mengenai kaki Dea.

"Aduuuh....! Kamu sengaja ya Nan? Kakiku sakit,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun