Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kamu Boleh Menyalahkan Hujan

28 Agustus 2017   20:36 Diperbarui: 2 September 2017   14:01 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kamu boleh menyalahkan hujan, karena aliran derasnya ia sembunyikan di balik awan hitam di balik langit, nun jauh di sana, hingga tak lebih dekat daripada angin kering

mengapa ia tak juga segera menyusun kekuatan agar aliran deras segera datang ke bumi, mengaliri perbukitan, gunung-gunung, laut, hingga bebatuan di bawah kakimu

sedangkan debu menyapamu dari pagi hingga sore hari, padahal kau tak menyukainya, lalu dengan sengaja kau menutupi seluruh wajahmu demi menghindar dari debu, kemudian debu marah-marah dan selalu berputar-putar

panas tak kalah teriknya, melukai pori-pori kulitmu, hingga kau sedikit mengeluh karena begitu perihnya, lalu melindungi kulitmu dengan sunblok entah seberapa tebalnya

semua orang mulai kasak kusuk dan menyalahkan hujan mengapa masih saja bersembunyi, hanya karena angin yang berhembus kencang membawa debu yang penuh pesan-pesan, mengalihkan sang hujan untuk segera tiba tepat waktu

o, sudahi saja susah ini, karena panasnya tak terperi, angin dan debu yang membuat sesak! tak tahan o, tak tahan

salahkan hujan? ya, salahkan hujan! salahkan hujan, salahkan hujan

(kamu boleh menyalahkan hujan! mengapa ia tak segera datang)

Semarang, 28 Agustus 2017.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun