Awan hitam menggulung, pekat. Tapi mengapa tak hujan? Tiba-tiba ada tali coklat tebal yang terangkai bagai sebuah wadah besar menjulur keluar dari awan hitam tadi. Tali itu menyentuh tanah. Dekat di kaki Flo.
Bruuuk... Bagai bersihir, tali yang berbentuk mirip wadah besar seperti mengajak Flo untuk naik ke dirinya. Flo tersihir! Tak sadar ia mengikuti alunannya. Lalu tali tersebut terseret naik, ke atas, untuk kembali ke awan hitam pekat yang menggulung. Ia membawa Flo!
***
Sepanjang Agustus, cuaca panas terik seperti melukai kulit. Bagai tersayat sembilu. Perihnya hingga menyentuh pori-pori. Flo mengamati langit. Hanya ada langit membiru dan awan putih berarak.
"Hujan akan segera turun," katanya pada mereka. Mereka adalah teman-teman Flo. Sedangkan mereka hanya saling pandang. "Percayalah padaku, hujan akan turun deras. Hingga kau butuh mantel untuk menutupi diri dari sentuhan air hujan!"
Flo peramal hebat. Dua jam kemudian, awan hitam berdatangan, menggulung pekat di atas. Tak lama, lalu turun hujan deras, hingga tanah menjadi basah. Aroma tanah yang terguyur hujan berbau menyengat, lalu hilang ditelan derai hujan yang menderas.Â
Sungai-sungai teraliri air, ikan bergembira, menimbulkan gelombang bundar kecil-kecil. Katak bernyanyi merdu, menyambut hujan yang datang tak disangka.
"Flo, kau hebat!" seru Oliv. Lalu diikuti teman yang lain. Kasak-kusukpun terjadi. Mereka mengagumi kelebihan yang dimiliki Flo. Sedangkan Flo hanya tersenyum.
Sekilas mata Flo berkilat, lalu senyumnya menyerigai. Teman-temannya tak ada yang tahu.Â
***
Oliv menghirup wangi yang akrab. Ia hafal betul, elemen wangi itu berasal dari Flo, sahabatnya. Tidak salah lagi. Perpaduan wangi aroma madu dan aroma bunga mawar, pertanda bahwa Flo menuju kepadanya.Â