Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan yang Selalu Mengikuti

16 April 2016   22:33 Diperbarui: 16 April 2016   22:49 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya aku adalah orang yang sangat rasional. Tak ingin memikirkan hal tentang makhluk yang tak nampak. Tapi aku selalu bermimpi, bahwa kejadian-kejadian yang akan terjadi besok pagi, ada dalam mimpiku. Entah siapa yang membisikiku. Apakah ia perempuan itu? Bukankah aku telah menolaknya? Dan aku berusaha untuk tidak perduli.

 

Akhirnya aku berusaha mencari tahu, mengapa ia selalu mengikutiku. Kebetulan aku bertemu Sigid, teman yang baru kukenal tanpa sengaja. Tiba-tiba ia melihatku heran dan berkata, bahwa aku diikuti oleh makhluk tak nampak, yang berwarna hijau. Ia sang Ratu. Mengapa Sigid tahu? Ternyata Sigid juga sama sepertiku, bisa melihatnya. Tapi saat itu, aku tak sempat bertanya banyak pada Sigid.

 

Hari ini aku menelponnya, agar bisa membantuku. 

 

"Ghea, kamu memiliki cincin berbatu hijau?"

"Iya, ada, pemberian seseorang, aku lupa namanya, sudah agak lama. Kenapa?"

"Cincin itu, lepaskan, buang jauh darimu!" 

Aduh, tentu saja aku menjadi kebingungan, karena cincin itu tak pernah kupakai, hanya kusimpan saja. Sialnya lagi, cincin itu entah di mana, aku lupa menaruhnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun