Â
 [caption caption="http://infojakarta.net/rumus-agar-tidak-terlalu-lama-sendiri/"][/caption]
Â
ketika jiwamu memaknai hati dengan tak ikhlas, lalu apa yang didapat? kemurungankah? kesedihankah? aku pernah mendapatimu sedang bersedih. aku bertanya, mengapa bersedih? kau menjawab, jiwaku sepi. padahal kau berada di keramaian. ketika kutanya lagi, mengapa murung? kau menjawab, temanku satu persatu hilang. kau, jiwamu mengembara, bagaimana bisa bertemu? dengan ikhlas? dan suatu saat ketika itu, ucapanku mengalir deras, untuk suatu prestasimu yang gemilang, tapi tetap saja jiwamu sepi, oleh tak kemengertianmu tentang sebuah kebersamaan. lalu bahkan kau berkata, oi gendis, diammu, itu yang hampir saja membuatku takut, bukan karena aku tak mempercayaimu, tapi ingin kujelaskan padamu, aku tak mampu untuk mencerna semua apa yang ada didepanku, semua begitu cepat, menenggelamkan diriku dalam lautan kegamangan, berbaris segala rasa berjajar memburuku, meminta semua keakuanku untuk meliriknya, satu per satu memamerkan dirinya, dan ketika aku tak mampu lagi untuk menangkap isyarat itu, kau terdiam membisu, sekali lagi, diammu membuatku takut, sekaligus hilang akal.(mungkin suatu saat kau akan mengerti maksudku).
Â
aku jadi tak mengerti,
dan tetap tak mengerti,
dalam jiwamu, tetap tak teraba,
suatu saat, aku ingin menyelamimu, biar tahu sejatimu.
***
Â
(Semarang, 11/04/2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H