Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Jiwamu

11 April 2016   15:27 Diperbarui: 12 April 2016   10:14 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 [caption caption="http://infojakarta.net/rumus-agar-tidak-terlalu-lama-sendiri/"][/caption]

 

ketika jiwamu memaknai hati dengan tak ikhlas, lalu apa yang didapat? kemurungankah? kesedihankah? aku pernah mendapatimu sedang bersedih. aku bertanya, mengapa bersedih? kau menjawab, jiwaku sepi. padahal kau berada di keramaian. ketika kutanya lagi, mengapa murung? kau menjawab, temanku satu persatu hilang. kau, jiwamu mengembara, bagaimana bisa bertemu? dengan ikhlas? dan suatu saat ketika itu, ucapanku mengalir deras, untuk suatu prestasimu yang gemilang, tapi tetap saja jiwamu sepi, oleh tak kemengertianmu tentang sebuah kebersamaan. lalu bahkan kau berkata, oi gendis, diammu, itu yang hampir saja membuatku takut, bukan karena aku tak mempercayaimu, tapi ingin kujelaskan padamu, aku tak mampu untuk mencerna semua apa yang ada didepanku, semua begitu cepat, menenggelamkan diriku dalam lautan kegamangan, berbaris segala rasa berjajar memburuku, meminta semua keakuanku untuk meliriknya, satu per satu memamerkan dirinya, dan ketika aku tak mampu lagi untuk menangkap isyarat itu, kau terdiam membisu, sekali lagi, diammu membuatku takut, sekaligus hilang akal.(mungkin suatu saat kau akan mengerti maksudku).

 

aku jadi tak mengerti,

dan tetap tak mengerti,

dalam jiwamu, tetap tak teraba,

suatu saat, aku ingin menyelamimu, biar tahu sejatimu.

***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun