Bagimu, aku akan menghalangi langkahmu. Sayapmu yang sedianya terbang tinggi, terasa berat ketika aku berada di sampingmu. Ya, ya, aku memang tak sempurna, tapi paling tidak, aku memiliki cinta, untuk bisa mengabdi pada dirimu. Tapi...
Di ujung senja, kita berpisah. Kamu menjauh meninggalkanku, yang tengah merenungi diri, bahwa sebentar lagi aku tak lagi bisa bersamamu. Benar saja, cerita cinta telah berakhir.
Untukmu: Arjuna ungu muda, lelaki dua dunia, panahmu patah aku hujam belati siksa, nikmat lautan peraduan tak padam dalam sekam senada warna.
Â
Semarang, 1 Maret 2016
Â
Sumber Inspirasi:
Puisi: Ungu Arjuna
 Oleh Tasch Taufan
Jadi biarkan saja ruhmu menggelayut di asmaraÂ
 Jadi biarkan saja cintamu berayun di anganÂ
 Jadi biarkan saja asmaramu menjadi warna darahÂ
 Jadi biarkan saja kepalsuan menajam di tikungan hati
Jika akhirnya harus saling membunuhÂ
 Jika akhirnya harus saling menyakitiÂ
 Jika akhirnya harus saling menyelinapÂ
 Jika akhirnya harus menjadi dua belati
Kisah asmara tak selalu berakhir indahÂ
 Aku ingin perih dan sia-sia di antara zamanÂ
 Biar terkecoh dan marah pada nasibÂ
 Cinta mati dalam kemarau. Kering.
Meruangkan angan di ruang langitÂ
 Kata mati lidah kenyal di rongga mulutÂ
 Musim ini tak ada burung-burungÂ
 Melewatkan cericitnya di antara pepohonan