Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kau, Aku, Ada

17 Februari 2016   11:56 Diperbarui: 17 Februari 2016   12:29 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hari itu, ingin sekali aku menyapamu. Kuberanikan diri untuk menyapamu, dengan berbagai cara. Dan seperti yang sudah-sudah, kadang kau membalasnya, kadang hening.

Saat ceria hatimu sedang membuka, kau hangat bagai matahari pagi. Ramah dan berderai bagai pelangi. Bahkan aku tak mengerti, mengapa seperti itu. Kau seolah menjebakku dalam imajinasi yang tak logis. Kau membuatku merasakan bagai dalam dunia penuh warna, berbunga-bunga tak berhenti. Tapi...

Lalu tiba-tiba seketika berhenti menjadi hening. Kau menghilang, entah kemana. Mendiamkanku. Oh, dunia runtuh seketika, saat ceria itupun berubah seperti dunia biasanya, ramai dan berjejalan, banyak orang, lalu lalang dan membosankan!

Aku bertanya, mengapa selalu saja ini terjadi dan aku mau saja menerimanya dengan hati yang tak marah, bahkan aku memakluminya? Apakah ini cinta? Cinta itu hanya teruntukmu. Seorang bernama: Dens.

Dens, kau yang mengajari aku cinta, lalu rindu, kau benar-benar hadir dalam benakku setiap waktu. Cukup dengan sekali pandangmu, kau membuatku jatuh hati, membiarkan diriku bergejolak meraih hatimu. Perasaan timbul tenggelam yang disebabkan oleh cintamu selalu muncul dan membuatku seperti menggila.

***

 

Aku di sini, menunggumu, berpuluh-puluh kali menunggumu, di sini, meski kau tak nampak dan menghilang. Tapi itu tak meruntuhkan keinginanku untuk bisa bertemu denganmu. Hanya saja aku sering merasakan bahwa separuh hatiku terambil olehmu dan kau mengambilnya tanpa pernah bilang. Aku mencarinya, aku mencarinya. Aku tak akan menyerah, demi hatiku yang terbawa olehmu. Aku ada, Dens. Aku ada di sisi lain hatimu, memelukmu, meski tak nampak olehmu. Aku merasa nyaman, karena separuh hatiku menghuni ruang hatimu. Lalu mengapa kau tak cepat menemuiku? Mengapa ragu dan selalu menghalangiku untuk bisa bertemu denganmu?

***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun