Baik, hari ini, dimulai hari barunya. Tepat diusianya yang ke dua puluh empat, ia mandiri dan menjadi pembisnis.
***
Hari ini....
Alena tahu ada yang aneh dengannya. Ia seperti menapaki sebuah bukit dan ia harus mencapai bukit itu. Seseorang telah menunggunya. Ia harus menemuinya, tidak boleh tidak. Siapa orang itu, hingga Alena harus bertemu dengannya? Ia, adalah seseorang yang kelak penting di kehidupannya. Ia sangat mengenalnya, amat mengenalnya. Ia dan orang itu, terpaut usia empat belas tahun. Seseorang yang masih single, mapan, dan merupakan sahabat mamanya. Seseorang itu beralasan, mengapa ia tak segera menikah, karena sedang menunggu calon pengantinnya beranjak dewasa, tapi tak mau menganggu calon pengantinnya itu. Calon pengantinnya sekarang telah beranjak dewasa. Dan hari ini, calon pengantinnya datang menaiki bukit untuk bersatu dengannya. Membawa segenggam rindu yang tertunda, juga cinta sejati yang terpendam belasan tahun lamanya. Alena, cinta sejatinya.
Cinta sejati selalu menepati janji,
tak pernah salah dalam menempati hati,
bermukim di tempat yang seharusnya ia berada,
dan menghuninya selama yang ditetapkannya,
Aku mencintaimu dan akulah cinta sejatimu,
Honey, I love you so much.
***
Â
Semarang, 11 February 2016.
Sumber Gambar: Dokpri