Ratna yang alim, pernah aku melihatmu melirik padaku, tapi segera kaualihkan pandanganmu, saat aku melihat ke arahmu. Duh, makin cantik saja kamu, dengan kerudung warna pink lembut. Bagaimanapun aku ingin mengungkapkan semua apa yang ada di hati ini. Tapi, apakah kau mau menerimanya? Jangan-jangan kau akan menolaknya sebelum aku berkata itu padamu.
Â
Tunggu, tunggu saja waktu yang tepat untuk menembakmu. Meski lama, aku akan tetap bersabar. Duh, aku harus bersabar ya, meski kadang aku merasa, kau seperti menunggu kata dariku. Ah, tapi entahlah. Aku musti belajar dulu menjadi imam, agar bisa menjadi imammu, gadis berkerudung cantik bernama Ratna. Bukankah pria yang baik akan mendapat wanita yang baik pula? Aku mau yang seperti itu, aku ingin berjodoh dengan Ratna yang alim dan cantik, kelas XI MIA2.
Â
Aku tersenyum dalam hati, sambil membatin, yee, masih lama kali buat mikir yang seperti itu. Tiba-tiba pintu kamar
"Galiiih.. dicari Khahfi tuh, katanya mau diajakin futsal," seru mama. Oiya, aku hampir lupa, ada janji main futsal.
"Iya ma, bentar, nanti turun," jawabku.
Nah, Ratna, wait for me ya, aku suka kau, tapi aku malu. Aku tertawa dalam hati, karena mengirim sinyal padamu.
***
Â
Dalam bentuk radar, Galih dan Ratna mengikat janji. Hanya sinyal yang mereka kirim. Malu-malu bila harus terucap. Oi, syahdu. Cantik dan indahnya cinta mereka, yang meski ingin terucap, tapi bersabar untuk menunggu waktu yang tepat untuk membinanya.