kau melompat-lompat bagai terbang,
menari-nari tak searah,
kau riang, kau gembira,
kau tersenyum hingga tampak tawa lebarmu,
lalu kau berkata: "aku menemukan cinta"
saat itu angin berbisik pelan, "cinta itu dalam angannya",
lalu senyap,
aku terpaku memandangmu,
yang masih saja melompat kegirangan,
sedang apa yang kau katakan cinta , hanya sebuah angan,
oi, cintamu bertepuk sebelah tangan,
mendadak aku ingin memelukmu, seraya megatakan:
“cintaku lebih indah dari cintanya!”
-aku cemburu-
****
(9)
temui aku di jalan sudirman,
bawa serta hatimu,
bila sesampainya di sana,
carilah diriku,
dengan gaun warna shifon berenda, rambut berponi terurai
temukanku,
aku akan menyambutmu dengan segala jiwa,
kita berjalan menuju taman sudut jalan,
duduk di kursi taman yang terbuat dari semen,
lalu kita berbincang apa saja yang kita mau,
akan aku simpan semua janji-janji yang kau ungkap,
walaupun aku tahu mungkin janji-janji itu tak semua benar,
sungguh, aku mempercayaimu,
setelahnya,
marilah kita berpisah,
berjalan di jurusan yang tak sama,
untuk kembali ke asal kita masing-masing
cukuplah itu membuatku mengurai kerinduan hati,
bila sampai, kita membuat janji kembali.
di tempat dan jam yang sama.
****
(kumpulan puisiku beberapa waktu yang lalu, bercerita tentang cinta dan kerinduan)
(29/12/14)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H