Ma datang dari dapur. Dia langsung berbaring di dekat Cao. Lalu Ma menyadari kalau Cao pipis di tempat tidur, tetapi bukannya bertanya atau protes, Ma justru mengambil selimut dan melanjutkan tidurnya seolah tidak ada apa-apa.
2. Musim Dingin, saatnya menanam rasa cinta antara kita.
Pada musim dingin, momen yang paling romantis adalah saat Cao Guiying yang menanti kedatangan suaminya Ma Youtie dari kota. Ma pergi ke kota untuk membeli perlengkapan pernikahan keponakannya. Dia berangkat subuh dan baru pulang larut malam.
Di bawah guyuran butiran salju, Cao menantikan suaminya di dekat jembatan yang menghubungkan desa dan kota sambil memegang sebuah senter. Senter tersebut diarahkan ke ujung jalan layaknya lampu mercusuar yang mengawasi pantai.
Ketika dia melihat Ma terlihat di kejauhan, Cao pun tersenyum lega.Â
Ma datang menghampiri Cao. Dengan nada kesal, Ma bertanya kepada istrinya yang sedari tadi kedinginan menunggunya.Â
"kenapa kau di sini, sudah kubilang tunggu di rumah. Di luar dingin sekali," kata Ma.
Alih-alih menjawab pertanyaan suaminya, Cao menyerahkan sebotol air hangat yang dia simpan di balik mantelnya untuk diminum suaminya.
Cao berkata, "setiap kali air di botol ini mendingin, aku pulang ke rumah dan menukarnya lagi dengan air panas, hingga tiga kali aku menukarnya tapi kau belum datang juga,"kata Cao, dengan nafas agak sesak karena kedinginan.
Mendengar itu, Ma terdiam sejenak dengan melihat wajah istrinya. Lalu mereka pulang.
3. Musim Semi, saatnya panen gandum dan membangun rumah kita.