Mohon tunggu...
Wahyu Aswandi
Wahyu Aswandi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Masih bekerja 8-16 dan 5/7. Sedang berjuang untuk bekerja tanpa melihat jam dan tanggal.

Very obsessed with improving the environment through aquaculture and agriculture businesses.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Teruslah Bercerita Padaku

22 Agustus 2023   17:40 Diperbarui: 22 Agustus 2023   17:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Akhirnya masa yang dinanti pun tiba, 3 bulan setelah keluar dari tempat perawatan, aku sudah merasa baik - baik saja. Semua persendian terasa sudah kembali bertenaga, meski belum terlalu kuat untuk mendudukkanmu di bahuku layaknya kita dahulu. Namun demikian, sesekali kucuri kesempatan untuk menimangmu.

Rasa bahagia karena kembali bersamamu kembali diuji. Kali ini, bukan fisikku yang sakit, tetapi jiwa dan pikiranku. Ternyata, batas waktu kita untuk bisa bermain di rumah kita ini sudah habis. Sudah tiba masanya untukku memikirkan di mana tempat tidurmu selanjutnya. Isi lemari kita sudah kosong karena terpakai untuk berobat. Bahkan, aku tak sadar kalau ternyata 2 bulan terakhir kita makan dari kebaikan hati penderma.

Akan tetapi, Dia yang Maha Merencanakan, telah menetapkan segala yang terbaik buat kita. Sudah menjadi ketentuanNYA, bahwa pertolongan itu Dia berikan di saat kondisi genting hambanya. Karena di saat itulah tali pengharapan terputus kecuali hanya tali yang terhubung denganNYA. Akhirnya, seminggu sebelum batas waktu itu tiba, kita diundang untuk menempati rumah yang  jauh lebih baik dari tempat kita saat ini. Dan tentunya tidak perlu untuk bersusah payah menyisihkan rezeki kita untuk menempatinya.

Kuyakin, ini adalah buah kesabaranmu dan juga sudah menjadi rezekimu.

Tahun Ketiga - kita mulai bercerita tentang taman belakang rumah kita kelak

Menjalani setiap hari yang penuh tawa canda bersamamu. Mengelus punggungmu dan mendengar keluh kesah serta tangismu. Mengajarimu menyebut kata-kata indah dan bermakna untuk bekal dewasamu. 

Ke mana aku pergi, kau memaksaku untuk mengajakmu. Kau sangat bangga bercerita tentang pengalaman menaiki kereta api pertamamu. Kau bahkan menceritakannya dengan lengkap, mulai dari pejalanan kita yang terlambat ke stasiun, hingga basahnya celanamu saat kita bermain di pantai itu. Semua menyenangkan dan membahagiakanmu. 

Kau sudah sering menari dan berputar sambil menyanyikan lagu-lagu kesukaanmu. Kau melompat dan berteriak sesuka hatimu. Ketika aku sujud, kau mencuri kesempatan untuk menaiki punggunggku. Saat aku makan, kau mengambilkan minum untukku. Ketika aku sibuk membersihkan rumah kita, kau ambil sapu untuk membantuku. Itu semua adalah kebahagiaan bagiku.

Saat ini, kau mulai menghargai apa-apa yang menjadi milikmu. Kau akan marah kalau aku mengambil mainanmu tanpa minta izin dahulu. Begitu juga hal nya makanan dan pakaianmu, semua harus minta izin dulu padamu. Karena memang itu yang kuajarkan padamu. 

Di usiamu yang ke tiga tahun ini, dengan pengucapan katamu yang belum sempurna, saban malam menjelang tidur, kau mewajibkanku untuk bercerita tentang rumah kita di masa depan. Setiap kali aku bercerita, kau selalu menimpali, seakan ada saja yang tidak sempurna dari ceritaku. 

Katamu, kau ingin rumah yang ada tamannya. Bukan hanya di depan rumah, tapi juga di belakang. Ada kolam renangnya, ada pohon jeruk dan duriannya. Ada juga mobil berwarna merah yang besar rodanya. Aku saja jarang mampu membayangkannya sampai ke sana. Tapi kau bisa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun