Angker, rahasia, misterius, tertutup, klandestin, dan bahkan kekerasan. Itulah kesan spontan yang sering muncul dari mindset publik, ketika ditanyakan perihal dunia Intelijen. Terkadang mindset awam ini masih diikuti oleh sinimisme terhadap profesi Intelijen, seperti tercermin pada ungkapan "intel Melayu" atau "spion Melayu".
Tidak heran, pemikiran seperti itu masih berkembang di kalangan masyarakat, karena karakter dunia Intelijen mengutamakan prinsip kerahasiaan, anonimitas dan cara kerja klandestin. Memasuki era keterbukaan, Intelijen ditantang untuk mengubah karakter "misterius" yang melekat menjadi karakter yang lebih impresif "terbuka" dengan publik.
Asosiasi publik ketika berbicara mengenai Intelijen, tentu tidak terlepas dari keberadaan institusi Badan Intelijen Negara (BIN). Hal tersebut ada pembenarannya, karena BIN merupakan satu-satunya institusi yang kedudukannya sebagai "State Intelligence". sumber http://www.bin.go.id/profil/tentang
Berawal dari satu pemikiran bahwa Intelijen merupakan satu disiplin Ilmu yang dapat dipelajari, maka pada 2002 Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal TNI (Purn) Dr. A.M. Hendropriyono memprakarsai pendirian Sekolah Tinggi Intelijen Negara. Selanjutnya pada 9 Juli 2003 Presiden RI meresmikan berdirinya STIN dan tahun 2004 dimulai kuliah perdana.
STIN memiliki visi menjadi pusat pendidikan dan kajian akademik intelijen unggulan bertaraf Internasional untuk mendukung kepentingan dan keamanan nasional.
STIN memiliki misi:
- Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,memiliki loyalitas tinggi,mandiri,profesional,kompetitif yang dapat memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan dengan menjunjung tinggi kode etik intelijen negara.
- Menyelenggarakan kegiatan pendidikan sarjana intelijen yang berorientasi pada keunggulan,kejujuran,karakter dan integritas serta kewibawaan akademik yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,HAM,demokrasi serta hukum dalam rangka memberikan sumbangan kemajuan masyarakat.
- Mengembangkan keilmuan bidang intelijen melalui kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak sesuai dengan perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan intelijen yang luas,ketrampilan berpikir analisis yang tajam serta keunggulan dalam penyelidikan,pengamanan dan penggalangan baik di tingkat nasional dan internasional.
- Mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif melalui kajian intelijen strategis yang ilmiah serta proses belajar dan mengajar aktif, sehingga mampu beradaptasi untuk mengantisipasi perubahan serta perkembangan ilmu, teknologi dan seni intelijen mutakhir secara berkelanjutan
Berdirinya STIN bertujuan:
- Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat intelijen yang memiliki kemampuan akademik dan/atau keahlian profesional sehingga dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu intelijen, ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni bidang intelijen
- Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni bidang intelijen serta penerapannya untuk menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sumber http://www.stin.ac.id/
- Dua garis batas melingkar berwarna kuning emas melambangkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia, karena itu lulusan STIN diharapkan mampu ikut menjaga keutuhan NKRI.
- Bulatan berwarna biru muda melambangkan air sebagai sumber kehidupan, karena itu lulusan STIN diharapkan mampu memberikan manfaat bagi sesama di mana pun dan kapan pun ia berada.
- Warna dasar perak melambangkan ketulusan, karena itu lulusan STIN diharapkan mampu mengedepankan ketulusan dan keikhlasan dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara.
- Bintang kuning segi delapan melambangkan mata dan telinga intelijen senantiasa diarahkan ke delapan penjuru angin, karena itu lulusan STIN diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi.
- Bintang di sekeliling burung Garuda melambangkan propinsi dari mana mahasiswa STIN berasal, karena itu mahasiswa STIN diharapkan mampu berwawasan kebhinekaan.
- Burung Garuda melambangkan keperkasaan, karena itu lulusan STIN diharapkan mampu menjadi insan intelijen yang gagah perkasa, memiliki daya juang, berwibawa dan memiliki kepemimpinan.
- Buku terbuka berwarna merah dan putih melambangkan pengetahuan, karena itu lulusan STIN diharapkan mampu mengabdikan ilmu yang diperoleh selama belajar dengan semangat perjuangan kepada nusa dan bangsa.
- Tulisan “Cendekia Waskita” melambangkan penguasaan ilmu dan kemampuan memperkirakan perkembangan di masa depan, karena itu lulusan STIN diharapkan mampu memperkirakan setiap indikasi yang bisa menjadi ATHG bagi upaya pencapaian kepentingan nasional.
- Keseluruhan logo menggambarkan kesiapan mahasiswa STIN untuk menjadi insan intelijen yang profesional, dan berwawasan luas serta bertaqwa kepada Tuhan YME.
Tahukah Anda Calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan: Satu tahun ini kita harus merekrut 1.000 orang. Kebutuhan kita kira-kira 5.000 lebih dan saat ini ada 1975 personel. http://www.beritasatu.com/nasional/287728-bin-akan-rekrut-1000-personel-baru.html
Dan ketahui juga bahwa generasi intelijen kedepan harus beretika, santun dan menjunjung kebersamaan, karena intelijen berada dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan karakter generasi muda intelijen harus menjadi prioritas. Demikian pernyataan Kepala BIN Letjen TNI (purn) Marciano Norman dalam sambutannya saat meresmikan Pusat Kegiatan Mahasiswa Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), di Sentul Selatan, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 30 Juni 2015. http://www.bin.go.id/kegiatan/detil/359/18/30/06/2015/pembangunan-karakter-generasi-muda-intelijen-jadi-prioritas
"semoga bermanfaat"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H