Apakah si Gatot Pudjo Nugroho, mantan Gubsu periode yang lalu, yang kini meringkuk di tahanan KPK itu, bisa dijamin akan masuk surga. Dia korupsi itu untuk membiayai dirinya pada Pilgubsu lalu, untuk menutupi perbuatannya itu kemudian dia menyuap anggota DPRD Sumut untuk merespon APBD yang telah disusunnya sendiri.Â
Disini Gatot telah men-tuhan-kan duit karena menganggap dengan uang dia bisa menang dalam Pilgubsu. Berarti dia tidak percaya kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Berarti pula dia telah melakukan perbuatan syirk, menyekutukan Tuhan Yang Maha Esa dengan duit. Serem, deh !
Orang model Gatot itu tidak bisa dipakai memimpin Sumatera Utara. Masyarakat Sumatera Utara harus berhati-hati dalam memilih pemimpinnya untuk masa yang akan datang. Jangan sampai terjadi "Korupsi Jilid Tiga"di Sumatera Utara ini.
Peringatan itu kita sampaikan bukan hanya kepada masyarakat Sumatera Utara saja tetapi juga kepada para kandidat Cagub dan Cawagub yang akan bertarung nanti pada Pilgubsu tanggal 27 Juni 2018 yang akan datang. Â Â Â Â
Kini saja simpati itu sudah mulai diperlihatkan masyarakat Sumut dengan berbagai macam cara. Ada yang meminta foto bersama (selfie) dengan Djarot, ada pula yang mengundang ke pesta perkawinan, ada lagi yang meminta hadir dalam satu pertemuan resmi seperti halnya dengan seminar atau diskusi-diskusi.
Pendek kata, banyak kegiatan-kegiatan yang harus dilayani Djarot sehingga "jam terbang"-nya dari hari ke hari bertambah terus. Namun, perlu diperingatkan juga kepada Djarot bahwa simpati masyarakat Sumut kepadanya itu belum tentu bisa menjadi satu jaminan bahwa dia akan terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara pada masa yang akan datang.
Ingatlah !  Bahwa Djarot bukanlah apa-apa tanpa masyarakat Sumatera Utara. Artinya masyarakat Sumatera Utara sudah lama menghendaki perubahan besar yang monumental mengingat selama ini Provinsi Sumatera Utara hanyalah menjadi sapi perahan belaka. Sudah banyak Gubernur yang memimpin Sumatera Utara tetapi selama ini banyak yang ngelantur daripada yang jujur.***Â
Contoh kampanye hitam :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H