Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Kami yang Bergerilya di Tapanuli Selatan [Bagian Ketiga-Tamat]

30 November 2017   00:21 Diperbarui: 1 Desember 2017   22:18 1821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di pohon-pohon inilah markas monyet-monyet Siarop itu bermukim. Terletak di seberang Kampung Siarop. (dok. pribadi)

(sambungan terdahulu)

Mencari "dukun beranak".

Setelah beristirahat sepuluh hari di Kampung Aek Pisang perjalanan dilanjutkan lagi menuju Kampung Sibio-bio yang terletak di sebelah barat dan tidak terlalu jauh dari Kampung Aek Pisang. Masih jalan setapak tetapi jalannya mendatar.

Meskipun demikian untuk sampai ke Kampung Sibio-bio itu terpaksa ditempuh juga perjalanan hampir lima jam lamanya. Bagi lelaki dewasa tiga jam sudah sampai. Wajar ! Dalam rombongan ada anak-anak dan wanita hamil.  

Di Kampung Sibio-bio ini kami diberi tempat tinggal di sebuah rumah kosong dan berdampingan dengan Surau atau Musholla. Dari informasi yang diberikan oleh Kepala Kampung bahwa di Sibio-bio ini tidak ada lagi "dukun beranak", apalagi seorang bidan padahal, kampung ini cukup besar dan penduduknya banyak.

Terpancar lagi di wajah ayah saya rasa kecewa tetapi bagaimana lagi mau dibuat kalau yang diharapkan itu memang tidak ada. Meskipun demikian kami tetap saja bertahan di kampung ini beberapa hari lamanya sambil menunggu kalau masih ada harapan untuk mendapatkan informasi tentang seorang "dukun beranak".

Terlintas juga di dalam pikiran untuk melanjutkan perjalanan lagi menuju Kampung Sipangimbar, yang berada di Kecamatan Sipirok Dolok Hole, yang sudah dekat ke Kota Sipirok yang masih dikuasai tentara kita dibawah pimpinan Mayor Bejo.

Tetapi, sepertinya ibu saya sudah tidak kuat lagi berjalan kaki dan tanda-tanda akan melahirkan sudah nampak sehingga niat tersebut terpaksa dibatalkan. Akankah terulang lagi melahirkan tanpa bantuan "dukun beranak" seperti yang dialami isteri dari staff ayah saya dahulu? 

Pertolongan itu datang juga.

Akhirnya pertolongan Allah Yang Maha Kuasa datang juga. Ada serombongan tentara kita yang datang dari Padang Matinggi dan langsung ke Kota Sipirok lewat Sipangimbar untuk bergabung dengan Mayor Bejo di sana, karena mereka ini adalah anak buahnya Mayor Bejo.

Dua hari lamanya mereka istirahat di Kampung Sibio-bio karena merasa lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Kebetulan dan sangat kebetulan sekali dalam rombongan tentara ini terdapat seorang perawat perempuan yang ikut bertugas dalam rombongan tentara ini sebagai perawat medis. Sayang sekali nama si perawat itu tidak saya ingat lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun