Pasti ada saja yang tidak percaya pada thesis tersebut karena menganggap saya, selaku penulis risalah ini, mengada-ngada dengan tuduhan untuk menakut-nakuti. Kalau memang begitu anggapan dari sebagian kalangan masyarakat berarti kita sudah jauh sekali meninggalkan Pancasila. Tanggung sajalah konsekuensinya!
Masih belum percaya juga dengan thesis tersebut, baiklah !  Kita lanjutkan saja tulisan ini untuk membukakan mata hati para pembaca semuanya karena disini saya, selaku penulis, hanya meminta kejujuran saja yang datang dari lubuk hati yang paling dalam, yaitu pengakuan sekalipun tidak mau menanggung persoalan sebagai beban pribadi yang tidak siap.
Kendatipun Soekarno telah memberikan alternatif lain, pilihan lain untuk ideologi Negara yaitu Trisila yang kemudian dirinci sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa, sosio nasionalisme dan sosio demokrasi namun, Soekarno masih memberikan Trisakti sebagai kunci atas Trisila tersebut.
Bagaimana hubungan antara Trisakti itu dengan Trisila atau Pancasila tersebut mari kita ikuti bagan rumusan dibawah ini : Â Â Â
Sosio Nasionalisme  +  Sila Ke-4 Pancasila  =  Berdaulat Di Bidang Politik
Sosio Nasionalisme  +  Sila Ke-5 Pancasila  =  Berdikari
Sosio Nasionalisme  ===================>  Berkepribadian Di Bidang Kebudayaan
Dari bagan rumusan diatas secara gamblang dapat kita pahami apa itu Trisakti dengan segala kalimat saktinya itu. Berdaulat dibidang politik, kalimat sakti yang pertama, datang dari perpaduan antara sosio nasionalisme dengan sila ke-4 Pancasila yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Begitu pula dengan kalimat sakti yang kedua, BERDIKARI, datang dari perpaduan antara sosio nasionalisme dengan sila ke-5 Pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun, untuk kalimat sakti ketiga, Berkepribadian dibidang kebudayaan, tidak ada sila lainnya dari Pancasila yang bisa dipadukan dengan sosio nasionalisme karena sudah diambil untuk meramu dua kalimat sakti terdahulu. Kalimat sakti yang ke tiga ini langsung sosio nasionalisme itulah sumber rujukannya.
Mungkin ada keraguan, mengapa Berdaulat dibidang politik dan BERDIKARI itu tidak dijabarkan saja langsung dari sila-sila yang ada didalam Pancasila seperti berikut :