Perkembangan sebuah agama dibelahan dunia manapun merupakan sebuah manifestasi poltik dan penguasa yang sedang memegang tampu kekuasaannya dalam mempertahankan kekuasaan dan serta untuk menancapkan kuku – kuku kekuasaannya terhadap daerah yang diinginkannya berserta sumber daya yang ada didalamnya. Sehingga agama merupakan sisa – sisa masalah masa lalu dan polemik yang ada dahulu yang tak terpecahkan hingga kini dan bersifat sangat sensitif untuk dipecahkan atau bahkan diurai sekalipun. Dogma – dogma yang membelenggu serta mewarnai sebuah agama yang ada kini merupakan sebuah doktrin – doktrin ortodok dengan mengatasnamakan sebuah nama Tuhan sebagai Sang Pencipta yang dihubung – hubungkan demi sebuah tujuan politik yang ada.
Tuhan tidak menciptakan sebuah agama dan pengistemeweaan atas sebuah agama yang pernah ada dan telah tercipta. Sehingga tidak dibenarkan sekali jika ada perpecahan dan pertumpahan darah atas sebuah nama agama dan atas nama satu Tuhan sebagai Yang Tunggal diatas bumi-Nya. Hal ini disebabkan karena ke-Maha Esa-an, ke-Maha Adilan, ke-Maha Arifan, Maha Kasih dan Maha Sayang dari Sang pencipta terhadap segala mahluk yang telah diciptakan-Nya dalam satu bumi yang ditopang-Nya sendiri.
Sebagai contoh dan logika berfikir sederhana adalah,
Jika memang Tuhan menurunkan sebuah agama dimuka bumi ini, maka ;
1. Kenapa Tuhan sendiri harus merevisi kitab – kitab suci yang diturunkan-Nya melalui Jibril Sang Mahluk Baik hati dan sngat Penurut tersebut kepada Utusannya “Rasul” yang mengemban kitab-Nya baik Taurat, Zabur, Injil atau bahkan Al-Qur’an sekalipun ?
2. Jika memang Tuhan menurunkan kitab-Nya dan melakukan revisi atas penerbitan sebuah isi dunia dalam beberapa helai kertas, Apakah mungkin semesta yang sangat luas ini dapat diuraikan dalam satu bundel dan helaian kertas yang terangkum dalam sebuah kitab usang ?
3. Kenapa harus ada pertumpahan darah dan peperangan atas nama Tuhan yang sama dibumi-Nya yang sama pula?
Jika memang sudah ditulis dan dijelaskan tentang keberadaan Utusan Penutup dan Terakhir sebagai penyampai wahyu Tuhan yang telah diturunkan-Nya dimuka bumi ini. Toh nyatanya kini sering sekali terjadi dan telah terjadi revisi atas sebuah hukum Tuhan yang dapat dengan mudah diselesaikan dan tidak sedikit sekali menuai kontradiksi dalam masyarakat
4. Jika memang ada suatu penghargaan dan hukuman yang diberikan oleh Tuhan atas sebuah agama, mengapa harus ada diskriminasi dan pengistimewaan terhadap salah satu agama saja ?
Tuhan tidak pernah menciptakan agama sebagai alat pemecah belah persatuan umat manusia dan tidak membenarkan adanya pertumpahan darah atas nama-Nya dan terjadi dibumi-Nya. Tuhan menciptakan segala perbedaan yang ada satu sama lain dan tak ada kesamaan secara identik dengan tujuan agar satu sama lain saling mengenal, saling menjaga dan saling belajar dengan sesama serta berfikir untuk sebuah ke-Agungan Tuhan agar dapat berjalan dengan harmonis dan satbil.
Politik yang ada dalam segala hal pada dasarnya bersumber dari sebuah hal dasar yaitu rumah tangga yang dikembangkan secara luas serta meluas guna mencapai suatu tujuan bersama atau dengan mempertahankan tujuan tersebut secara bersama. Namun dalam menemukan dan merumuskan sebuah tujuan bersama, terkadang tidak mudah dan sering sekali menemukan suatu hambatan yang disebabkan karena perbedaan kebutuhan dan konsep berfikir yang ada. Begitu pula dalam upaya mempertahankan kekuasaan yang telah diraihnya maka sangat sulit sekali dikuasai dan selalu ada yang tidak suka serta ingin menjatuhkan kekuasaan tersebut, sehingga diperlukan suatu metode – metode dalam mempertahankan kekuasaan tersebut termasuk tipu muslihat dan hal naif serta kotor pun dapat diginakan dalam urusan ini.
Agama yang syarat akan doktrin – doktrin ortodok dan membelenggu terhadap suatu Zat Tunggal yang mampu mencipta serta ditakuti keberadaan-Nya menjadi kendaraan lapis baja yang tak dapat dibendung ketika ingin menghancurkan lawan perang dalam berpolitik serta dapat digunakan dalam menggalang dan memperoleh dukungan serta kekuasaan yang kotor dengan hal – hal naif yang dibungkus dalam balutan nama Tuhan. Hal ini berkaitan erat dengan doktrin – doktrin yang dibangun pada massa lalu dengan mengatas namakan Tuhan dan memperoleh ganjaran kebaikan dalam alam kenikmatan (katanya !).
Sebuah kebijakan politik dapat terlahir atas nama sebuah agama dan sebuah hukum agama tercipta atas suatu kepentingan politis, sehingga satu sama lain tak dapat dipisahkan dan keduanya akan saling menutupi dan mendukung keberadaannya dalam mempertahankan kekuasaan yang dijalani oleh suatu rezim atau orde yang berkuasa. Dan hal inilah merupakan senjata yang paling ampuh serta membahayakan dalam suatu sistem belenggu dunia layaknya pisau bermata dua yang siap menikan dan merobek jantung lawan politik yang menghadang dan dapat pula berfungsi sebagai predator yang siap memangsa lawan – lawan yang tak sepaham.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H