Mohon tunggu...
Wahid Hasyim
Wahid Hasyim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Film

Kisah Menarik Film Gifted dalam Mendidik Anak Jenius

1 Desember 2022   22:43 Diperbarui: 1 Desember 2022   23:07 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berlanjut kepada Frank dan Evelyn percakapannya cukup Intens pun terjadi terkait tentang Diane dan penelitiannya. Frank mengeluarkan semua emosinya Ia pun mengatakan secara tegas bahwa itu sesuai permintaan Diane. Evelyn langsung mengalihkan dengan menanyakan alasan mengapa Dayan tidak menerbitkan penelitiannya. dengan wajah sedih Frank mengatakan bahwa Diane pernah bercerita, dia akan menerbitkan penelitian kematiannya(ibunya). 

Evilyn langsung membantah karena kematian Diane sudah Enam tahun lalu, sedangkan penelitian itu masih belum diterbitkan hingga hari ini. tetapi yang dimaksud Frank bukanlah kematian Diane melainkan kematian ibunya. Mendengar hal tersebut Evelyn hanya bisa terdiam dan menunduk tanpa mengatakan sepatah katapun free. Frank pun meminta Evelyn untuk menerbitkan karya itu karena Frank tahu Hal inilah yang selama ini diimpikan oleh ibunya. setelah itu Frank meninggalkannya sambil menangis. Dan Evelyn akhirnya menghubungi emiten untuk segera menerbitkan karya luar biasa putrinya itu.

Scene pun berpindah pada sebuah universitas, disana terlihat Merry belajar dengan mahasiswa yang usianya sangat jelas jauh di atasnya. Sejak hari itu wajah Frank pun kembali tersenyum seperti sebelumnya. Sebelum mereka sampai ke rumah frame pun memutuskan untuk berhenti ke sebuah tempat yaitu tempat dimana Merry sekolah dahulu. Meskipun Merry sempat meremehkan sekolah lamanya, kini ia tampak sangat merindukan teman-teman seusianya dan bertingkah layaknya anak seumurannya. Hal itu adalah semua hal yang diinginkan oleh ibunya.

Dari film tersebut banyak pelajaran yang dapat dipetik, khususnya ketika mendidik seorang anak. Ada dua sudut pandang yang berbeda dari film ini. Sudut pandang pertama dari Evelyn atau nenek dari Merry. Dia merupakan orang yang sangat peduli sekali dengan pendidikan dan orang yang perfeksionis dalam segala hal. Sedangkan dari sudut pandang kedua, yaitu si Frank atau pamannya Merry. Dia sangat peduli sekali dengan kehidupan sosial dari Merry dan ia tidak ingin keponakannya mengulang nasib yang sama seperti ibunya dahulu. 

Jika kita melihatnya lebih mendalam lagi, sebenarnya tujuan dari nenek Merry tersebut bukanlah hal yang salah, namun cara mendidiknya saja kurang tepat. Sehebat apapun seorang anak, dia punya dunianya sendiri. Biarkan dia menikmati dunia di masa kecilnya. Namun disisi lain pendidikan dan pengembangan bakat juga tidak kalah penting. Oleh karena itu, pentingnya keseimbangan antara bakat dan kehidupan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun