Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Nafs ammarah cenderung dikuasai oleh kejahatan, berorientasi pada kesenangan indrawi dan keinginan duniawi,kegairah dan pemuas diri. Nafs ini dapat terceminkan dala perilaku tamak, suka marah, iri hati, sombong, mementingkan kepentingan sendiri dan perilaku buruk lainya.
Dorongan hawa nafs ammarah membuat manusia cenderung berperilaku menyimpang dari norma-norma sosial. Contohnya termasuk sikap tamak, yaitu ketidakpuasan dengan apa yang dimiliki hingga melakukan cara-cara licik untuk mendapatkan lebih.
Riya adalah perilaku memamerkan diri dengan menunjukkan kelebihan yang dimiliki, meskipun yang dilakukan adalah kebaikan atau ibadah. Zina juga merupakan perilaku yang berasal dari nafs ammarah, karena sangat menyimpang dari norma agama dan sosial, sehingga pelakunya akan menerima hukuman atas tindakannya.
2. Nafs lawwamah
Nafs lawwamah merupakan jiwa yang menyesal. Nafs ini mendorong manusia untuk melakukan pertaubatan dan jujur. Mengenai nafs lawwamah ini Allah sebutkan dalam Qs Al-Qiyamah ayat 2:
وَلَآ أُقْسِمُ بِٱلنَّفْسِ ٱللَّوَّامَةِ
Artinya: Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
Nafsu lawwamah membuat seseorang berpikir lebih rasional dan cenderung berbuat kebaikan, namun hawa nafsu tetap bisa menarik seseorang untuk melakukan keburukan. Seseorang mungkin melakukan kebaikan seperti sholat, puasa, dan sedekah. Namun, sering kali mereka juga tergoda untuk melakukan hal-hal buruk, baik secara sadar maupun tidak. Dengan adanya nafs lawwamah, seseoramg diarahkan untuk menyadari kesalahan mereka dan bertaubat atas perilaku buruk yang telah dilakukan.
3. Nafs mutmainnah
Nafs mutmainnah merupakan jiwa yang tenang. Sebagaimana Allah sebutkan dalam QS Al-Fajr ayat 27: