Mohon tunggu...
Wahid Fathurohman
Wahid Fathurohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah surakarta jurusan Ilmu AlQuran dan Tafsir

Konten kreator di intagram @wahiidfathuu_ dan pengajar Tahfidz di Rumah Quran Muhammad Darwis Colomadu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Kepribadian Menurut Imam Al-Ghazali

22 Juli 2024   09:32 Diperbarui: 22 Juli 2024   09:49 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

      Nafs ammarah cenderung dikuasai oleh kejahatan, berorientasi pada kesenangan indrawi dan keinginan duniawi,kegairah dan pemuas diri. Nafs ini dapat terceminkan dala perilaku tamak, suka marah, iri hati, sombong, mementingkan kepentingan sendiri dan perilaku buruk lainya. 

Dorongan hawa nafs ammarah membuat manusia cenderung berperilaku menyimpang dari norma-norma sosial. Contohnya termasuk sikap tamak, yaitu ketidakpuasan dengan apa yang dimiliki hingga melakukan cara-cara licik untuk mendapatkan lebih. 

Riya adalah perilaku memamerkan diri dengan menunjukkan kelebihan yang dimiliki, meskipun yang dilakukan adalah kebaikan atau ibadah. Zina juga merupakan perilaku yang berasal dari nafs ammarah, karena sangat menyimpang dari norma agama dan sosial, sehingga pelakunya akan menerima hukuman atas tindakannya.

2. Nafs lawwamah

      Nafs lawwamah merupakan jiwa yang menyesal. Nafs ini mendorong manusia untuk melakukan pertaubatan dan jujur. Mengenai nafs lawwamah ini Allah sebutkan dalam Qs Al-Qiyamah ayat 2:

وَلَآ أُقْسِمُ بِٱلنَّفْسِ ٱللَّوَّامَةِ

Artinya: Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).

      Nafsu lawwamah membuat seseorang berpikir lebih rasional dan cenderung berbuat kebaikan, namun hawa nafsu tetap bisa menarik seseorang untuk melakukan keburukan. Seseorang mungkin melakukan kebaikan seperti sholat, puasa, dan sedekah. Namun, sering kali mereka juga tergoda untuk melakukan hal-hal buruk, baik secara sadar maupun tidak. Dengan adanya nafs lawwamah, seseoramg diarahkan untuk menyadari kesalahan mereka dan bertaubat atas perilaku buruk yang telah dilakukan.

3. Nafs mutmainnah

      Nafs mutmainnah merupakan jiwa yang tenang. Sebagaimana Allah sebutkan dalam QS Al-Fajr ayat 27:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun