Mohon tunggu...
Wahdi Ar
Wahdi Ar Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Penikmat Kretek yang bisa baca tulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ma'patabe' dalam Budaya Masyarakat Bugis

6 Januari 2025   12:08 Diperbarui: 6 Januari 2025   12:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi budaya ma'patabe' Sumber: https://images.app.goo.gl/1jaPWZGZwzuSCaxb6

Ma'patabe' adalah tradisi khas masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan yang mencerminkan nilai-nilai kesopanan, penghormatan, dan etika dalam interaksi sosial. Secara harfiah, "ma'patabe'" berasal dari kata "tabe'" yang berarti permisi atau meminta izin.

Tradisi ini diwujudkan melalui gerakan menundukkan badan sambil menggerakkan tangan ke bawah, menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, terutama yang lebih tua atau dihormati. 

Dalam kehidupan sehari-hari, ma'patabe' diterapkan saat seseorang melewati orang lain yang sedang duduk atau berkumpul.

Sikap ini menunjukkan penghargaan dan kesadaran akan norma sosial yang berlaku.

Selain itu, ma'patabe' juga menjadi bagian penting dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, upacara kematian, dan acara komunitas lainnya, sebagai simbol penghormatan dan permohonan izin kepada leluhur atau pihak yang dihormati. 

Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi ma'patabe' mengalami penurunan dalam praktiknya, terutama di kalangan generasi muda. 

Faktor-faktor seperti kurangnya pendidikan dari orang tua, pengaruh pergaulan, dan dominasi budaya populer menyebabkan tradisi ini mulai ditinggalkan.

Penelitian di Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap tradisi ma'patabe' perlahan mulai hilang, yang tercermin dari perilaku anak-anak yang tidak lagi menerapkan sikap ini dalam interaksi sehari-hari. 

Upaya pelestarian tradisi ma'patabe' memerlukan peran aktif dari berbagai pihak, terutama keluarga sebagai agen sosialisasi primer.

Orang tua diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai ma'patabe' sejak dini kepada anak-anak melalui contoh dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, institusi pendidikan dan komunitas lokal juga dapat berperan dalam mengajarkan dan mempraktikkan tradisi ini, sehingga nilai-nilai kesopanan dan penghormatan tetap terjaga dalam masyarakat Bugis. 

Pentingnya ma'patabe' tidak hanya terletak pada aspek budaya, tetapi juga berkaitan dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua yang menekankan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dengan menerapkan ma'patabe', masyarakat Bugis menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati, yang sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal. 

Dalam konteks modernisasi dan globalisasi, tantangan dalam melestarikan tradisi ma'patabe' semakin besar.

Namun, dengan kesadaran kolektif dan upaya bersama, tradisi ini dapat terus dipertahankan sebagai identitas budaya yang memperkaya keragaman budaya Indonesia. 

Melalui pendidikan, sosialisasi, dan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai ma'patabe' dapat diwariskan kepada generasi mendatang, memastikan bahwa sikap kesopanan dan penghormatan tetap menjadi bagian integral dari masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan.

Referensi:

Hasmawati, I. Jumardi, & A. Mawahib R. (2020). Tradisi Mappatabe dalam Masyarakat Bugis di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros (Analisis Implementasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal terhadap Pengamalan Sila Kedua Pancasila). Jurnal PENA, 7(2), 151-155. 

M. Ihsan & M. Syukur. (2022). Tradisi Mappatabe pada Masyarakat Bugis di Desa Marannu, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang. Pinisi Journal Of Sociology Education Review, 2(1), 11-20. 

Zultan. (2021). Tradisi Mappatabe' (Membungkukkan Badan) dalam Perspektif Adat dan Islam pada Masyarakat Bugis di Desa Lise Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidenreng Rappang. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 

N. K. Suhada. (2019). Menemukan Budaya Tabe Bugis-Makassar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3. 

Mursyid. (2017). Tradisi Mappatabe' dalam Masyarakat Bugis di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun