Mohon tunggu...
Wahdi Ar
Wahdi Ar Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Penikmat Kretek yang bisa baca tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Belajar Menulis Feature dari Pramoedya Ananta Toer dan Mahbub Djunaidi

6 Januari 2025   06:31 Diperbarui: 6 Januari 2025   00:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Mahbub Djunaidi dan Pramoedya Anantatoer (Sumber: https://images.app.goo.gl/STNa23wvPVKqRVP59)

Dalam dunia jurnalisme, tulisan feature adalah salah satu genre yang mampu membawa pembaca ke dalam dunia penuh kisah, emosi, dan detail yang memikat.

Berbeda dari berita langsung yang cenderung kaku dan berorientasi pada fakta murni, tulisan feature mengutamakan narasi yang mendalam, memadukan fakta dengan gaya bercerita yang memukau.

Dua nama besar yang sering dijadikan inspirasi dalam penulisan feature di Indonesia adalah Pramoedya Ananta Toer dan Mahbub Djunaidi. Keduanya memiliki gaya yang khas dan memikat, menjadikan karya mereka relevan untuk dipelajari oleh para penulis masa kini. 

Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu sastrawan terbesar Indonesia. Meski lebih dikenal sebagai novelis, Pramoedya juga banyak menulis artikel, esai, dan karya jurnalistik yang memuat elemen-elemen feature. Dalam karya-karyanya, Pramoedya menunjukkan bahwa sebuah tulisan tidak hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga menyentuh hati pembaca. 

Salah satu kekuatan Pramoedya adalah kemampuannya dalam menggambarkan detail dengan sangat hidup.

Ia tidak hanya menceritakan fakta, tetapi juga menggambarkan latar, karakter, dan suasana sehingga pembaca merasa seolah-olah berada di dalam cerita.

Misalnya, dalam tetralogi "Bumi Manusia", ia mampu membawa pembaca menyelami kehidupan Hindia Belanda abad ke-20, lengkap dengan ketidakadilan sosial, perbedaan budaya, dan pergolakan emosional tokohnya. 

Berbeda dengan Pramoedya yang serius dan mendalam, Mahbub Djunaidi dikenal dengan gaya menulis yang jenaka dan santai.

Seorang jurnalis, sastrawan, sekaligus kolumnis, Mahbub sering menggunakan humor untuk menyampaikan kritik sosial.

Gaya ini membuat tulisannya tidak hanya informatif tetapi juga menghibur, menjadikannya bacaan yang mudah diterima oleh berbagai kalangan.  

Dalam tulisan feature, humor seperti yang digunakan Mahbub bisa menjadi alat yang sangat efektif. Misalnya, ketika menulis tentang topik yang berat seperti politik atau kemiskinan, humor dapat digunakan untuk mencairkan suasana tanpa mengurangi esensi pesan yang ingin disampaikan. 

Humor juga dapat membuat pembaca merasa lebih dekat dengan penulis, menciptakan hubungan yang lebih personal dan akrab.  

Salah satu contoh penggunaan humor dalam feature adalah ketika Mahbub menulis tentang kehidupan sehari-hari rakyat kecil. Ia tidak hanya menggambarkan kesulitan yang mereka alami, tetapi juga menyisipkan anekdot-anekdot lucu yang menunjukkan semangat mereka dalam menghadapi tantangan. Pendekatan ini membuat tulisannya terasa lebih manusiawi dan inspiratif.  

Dalam menulis feature, seorang penulis tidak perlu memilih antara gaya Pramoedya atau Mahbub. Justru, menggabungkan kekuatan keduanya dapat menghasilkan tulisan yang lebih kaya dan memikat. 

Bayangkan sebuah tulisan feature yang menggambarkan kehidupan nelayan tradisional di Indonesia.

Dari Pramoedya, penulis dapat belajar cara menggambarkan suasana: deru ombak, warna langit saat matahari terbenam, hingga aroma asin laut. Dari Mahbub, penulis dapat menyisipkan humor dan kehangatan, misalnya cerita lucu tentang seorang nelayan yang kehilangan sandal di laut.  

Gabungan ini akan menghasilkan tulisan yang tidak hanya informatif, tetapi juga menyentuh hati dan menghibur.

Pembaca tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga pengalaman emosional yang mendalam.

Menulis feature adalah seni menyampaikan fakta dengan cara yang memikat. Dari Pramoedya Ananta Toer, kita belajar pentingnya deskripsi mendalam dan narasi yang menggugah. Dari Mahbub Djunaidi, kita belajar menggunakan humor untuk menciptakan tulisan yang ringan dan akrab. Dengan menggabungkan kedua gaya ini, seorang penulis dapat menciptakan karya yang tidak hanya informatif, tetapi juga penuh warna dan emosi.  

Dalam dunia yang semakin dipenuhi informasi, kemampuan menulis feature yang menarik menjadi semakin penting. Pembaca tidak hanya mencari informasi, tetapi juga pengalaman membaca yang menyenangkan.

Dengan belajar dari para maestro seperti Pramoedya dan Mahbub, kita dapat mengembangkan kemampuan menulis yang mampu menyentuh hati dan menginspirasi.

Feature bukan sekadar tulisan, melainkan jendela untuk memahami kehidupan dari perspektif yang lebih dalam dan penuh makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun