Mohon tunggu...
Wahdana Salsabila
Wahdana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Story Teller/Mental Health Activist/Social Activist

Membaca/humble dan friendly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Etnosentrisme dan Contohnya

31 Januari 2024   02:02 Diperbarui: 31 Januari 2024   02:04 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmuwan sosial Amerika Serikat, William Graham Sumner, adalah tokoh yang pertama kali menggunakan istilah etnosentrisme pada 1906. Definisi etnosentrisme menurut Sunner pun mirip dengan asal kata etnosentrisme. Menurut Sumner, etnosentrisme adalah pandangan terhadap sesuatu di mana kelompok sendiri sebagai pusat dari segala sesuatu dan semua yang lain diukur dan dipandang dengan rujukan kelompoknya.

Berdasarkan pendapatnya tersebut maka dapat disimpulkan bahwasannya etnosentrisme merupakan suatu pandangan ataupun sikap dimana seseorang menjadikan kelompoknya sebagai suatu hal yang paling penting baginya dimana kelompok lain terkadang dianggap lebih rendah daripada kelompoknya. Orang-orang yang memiliki pandangan atau paham seperti ini biasanya sama sekali tidak mempedulikan pandangan kelompok lain mengenai kelompoknya sendiri mereka cenderung menilai kelompok lain berdasarkan standar penilaian kelompoknya. Sehingga mereka tidak akan memikirkan pandangan dan cara penilaian dari kelompok lain.

Menurut Dayakisni dan Runiardi "Etnosentrisme adalah sikap dalam melihat dan melakukan interpretasi terhadap seseorang ataupun kelompok lain berdasarkan nilai-nilai yang ada pada budayanya sendiri". Sedangkan Menurut Joseph A Devito "Etnosentrisme menurut Joseph adalah kecenderungan untuk evaluasi nilai, kepercayaan, dan perilaku dalam budaya sendiri yang lebih baik logis dan wajar dibanding budaya lain".

Sehingga berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwasannya etnosentrisme adalah suatu sikap dimana seseorang merasa kebudayaannya sendiri lebih baik dibanding budaya lain. Sikap ini menganggap bahwa suku, agama, dan kebudayaannya lebih superior dibanding dengan kelompok lain. Mereka cenderung merendahkan dan meremehkan kebudayaan, suku, dan agama lain. Mereka merasa bahwa hanya kelompoknyalah yang paling baik di antara yang lain. Mereka menganggap kelompok lain haruslah mengikuti ketentuan kelompok mereka. Dan jikalau kelompok lain tidak melakukan hal-hal seperti yang dilakukan oleh kelompoknya maka mereka akan merendahkan kelompok lain tersebut.

Berdasarkan pengertian daripada etnosentrisme itu sendiri maka dapat disimpulkan bahwasannya etnosentrisme dapat menimbulkan permasalahan di Bangsa Indonesia. Karena jikalau seseorang terlalu fanatik terhadap kelompoknya maka tidak jarang mereka akan memaksa orang lain untuk mengikuti kelompoknya itu. Orang-orang yang memiliki paham etnosentrisme mereka tidak akan menghargai dan menerima kebudayaan lain justru mereka akan dengan keras menolak kebudayaan lain tersebut. Bahkan tidak jarang jika seseorang yang sudah sangat fanatis dengan paham ini maka mereka menghina kebudayaan lain.

Sehingga karena kefanatisan mereka terhadap kebudayaan mereka sendiri maka dapat menimbulkan kerusuhan dan kekacauan di lingkungan masyarakat karena perbedaan pendapat maupun kebudayaan yang ada. Terutama di Bangsa Indonesia dimana kita terdiri dari banyaknya suku, agama, dan budaya. Dimana masyarakat Indonesia menganut berbagai macam agama, bahkan setiap daerah di Indonesia memiliki suku dan budayanya masing-masing. Sehingga jikalau ada seseorang yang memiliki pandangan atau sikap etnosentrisme ini maka dikhawatirkan dapat menimbulkan perpecahan, kerusuhan, maupun kekacauan. Karena bisa saja mereka akan terang-terangan menghina ataupun merendahkan suku, agama, ataupun kebudayaan lain di depan umum.

Sebanarnya sikap etnosentrisme tidaklah selalu membawa dampak yang buruk. Karena biasanya orang yang bersikap seperti ini akan sangat mencintai kebudayaannya. Namun pada kenyataan yang terjadi mayoritas orang yang berpandangan etnosentrisme mereka justru lebih sering merendahkan dan menghina kebudayaan lain. Sehingga bisa disimpulkan bahwasannya lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh seseorang yang memiliki pandangan dan sikap etnosentrisme.

Beberapa contoh kasus yang terjadi di Indonesia diantaranya adalah:

1. Konflik Sampit

Kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengah terjadi antara etnis Dayak dan Madura di Kalimantan Tengah. Dimana kedua kelompok suku ini saling berseteru karena merasa kelompok masing-masing lebih baik dan kebudayaan sukunya paling benar. Sehingga kedua etnis suku ini tidak mau saling menerima dan saling menghargai.

Awalnya kerusuhan yang terjadi tidak terlalu parah namun karena adanya provokasi sehingga kerusuhan yang terjadi menjadi semakin hebat. Dimana terjadi baku hantam antara kedua kelompok suku bahkan sampai terjadi pembantaian antara kedua kelompok suku ini.

2. Saling mengejek kebudayaan dan tampilan fisik di lingkungan masyarakat

Hal ini tentunya sering kita temukan di lingkungan sekitar kita dimana seseorang mengejek suku lain karena tampilan fisiknya yang berbeda. Bahkan tidak jarang orang yang memiliki perbedaan fisik ini dihina dan bahkan dikucilkan. Bahkan lebih parahnya lagi terkadang orang-orang yang memiliki perbedaan fisik ini ditindas oleh orang-orang di sekitarnya.

Sehingga hal ini tentunya menjadi suatu permasalahan dimana seseorang tidak menghargai suku lain. Padahal Semboyan Bangsa Indonesia adalah Bhinneka Tungga Ika. Namun pada kenyataannya masih sangat banyak kasus seperti ini yang terjadi di sekitar kita. Bahkan di Sekolah pun ditemukan banyak kasus seperti ini, yang kerap menimbulkan aksi bullying di sekolah karena perbedaan fisik yang ada yang disebabkan karena ia berasal dari suku yang berbeda.

3. Pandangan terhadap orang-orang dari suku lain dengan menggunakan standar budaya satu suku tertentu

Orang-orang yang berpandangan etnosentrisme biasanya mereka akan menjadikan standar kebudayaannya sebagai yang paling benar di antara kelompok lain. Contohnya adalah adanya perbedaan tentang cara makan, berbicara, duduk, dan lain-lain antara satu suku dengan suku yang lain, namun orang yang berpandangan etnosentrisme akan menganggap orang yang berbeda dengan mereka salah.

Padahal setiap suku memiliki tata cara dalam bertindak ataupun berperilaku sesuai dengan apa yang dipercayai oleh sukunya. Contohnya adalah orang-orang yang berasal dari suku Jawa tentunya memiliki perbedaan dalam tata cara bertindak dengan orang-orang yang berasal dari suku Bugis maupun Batak. Sehingga seharusnya orang-orang saling menghargai perbedaan yang ada tanpa harus saling menyalahkan dan merendahkan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwasannya etnosentrisme dapat menimbulkan permasalahan di Bangsa Indonesia karena orang-orang yang berpandangan etnosentrisme cenderung menganggap kebudayaannya sebagai yang paling baik dan benar sehingga mereka merendahkan dan menolak kebudayaan lain. Sehingga berdasarkan pandangan mereka ini maka dapat menimbulkan kerusuhan dan kekacauan di lingkungan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun