Mohon tunggu...
Wahdana Salsabila
Wahdana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Story Teller/Mental Health Activist/Social Activist

Membaca/humble dan friendly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Tinggi dan Budaya Populer sebagai Ekspresi Budaya

30 Januari 2024   15:21 Diperbarui: 30 Januari 2024   15:25 22244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami budaya tinggi dan budaya populer sebagai dua perspektif  berbeda mengenai ekspresi budaya. Budaya tinggi sering dikaitkan dengan bentuk seni dan intelektualisme yang dianggap lebih dalam dan kompleks, sedangkan budaya populer mencakup ekspresi yang lebih terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat umum dan sering dikaitkan dengan hiburan.

Namun, penting untuk diingat bahwa budaya tinggi dan budaya populer masing-masing memiliki manfaat dan relevansinya masing-masing dan tidak boleh dianggap lebih baik atau lebih buruk daripada yang lain. Berikut ini adalah pengertian dari keduanya:

1. Budaya tinggi dapat diartikan sebagai subkultur yang dimiliki oleh masyarakat kelas atas. Dengan kata lain, ini termasuk para elit masyarakat. Budaya tinggi terdiri dari pola konsumsi tertentu, gaya hidup, sastra, kepercayaan dan sikap, aktivitas waktu luang yang membedakan kaum elit dari masyarakat massa. Misalnya, mereka yang berasal dari budaya tinggi menikmati bentuk seni tertentu yang tidak dimiliki masyarakat umum. Menghargai seni Renaisans , menonton opera adalah beberapa contohnya.

Terdapat perdebatan di bidang humaniora bahwa kemunculan budaya populer telah menurunkan kedudukan budaya tinggi dengan komunikasi massa dan pendidikan. Berdasarkan perdebatan tersebut, meluasnya budaya populer kini menggantikan budaya tinggi yang selama ini berfungsi sebagai bentuk tradisi masyarakat.

2. Budaya populer dapat diartikan sebagai subkultur yang dimiliki oleh semua orang atau sebagian besar masyarakat. Mirip dengan budaya tinggi, budaya populer juga memiliki pola konsumsi, gaya hidup, sastra, kepercayaan dan sikap, serta aktivitas waktu luang. Namun, hal ini tidak secanggih budaya tinggi yang membuat mereka lebih menarik bagi masyarakat. Jaringan makanan cepat saji dan musik pop adalah beberapa contoh budaya populer. Semula istilah budaya populer dikaitkan dengan masyarakat kelas bawah, namun kini budaya populer mencakup masyarakat massa.

Para ahli menyoroti bahwa penyebaran budaya populer terutama disebabkan oleh media massa. Hal ini terutama terlihat melalui berbagai program TV seperti reality show, musik genre baru, film, bahkan serial TV. Namun, dampak budaya populer terhadap kehidupan masyarakat tidak hanya terbatas pada media massa saja. Bahkan merangkum sosial politik, ideologi, fashion, dan teknologi juga.

Sehingga berdasarkan apa yang terpapar diatas maka dapat dikatakan bahwa "Budaya Tinggi tidak bisa dianggap lebih baik dari budaya populer". Karena keduanya memiliki ciri khasnya masing-masing. Bahkan keduanya memiliki makna dan pesan-pesan nya masing-masing. Kita tidak bisa mengatakan bahwa menbandingkan mana yang lebih baik di antara keduanya.

Kesan daripada budaya tinggi itu sendiri adalah budaya yang memiliki nilai keindahan yang tinggi, dimana biasanya konsep karya-karya pada budaya tinggi memiliki tampilan musik, karya, maupun peran yang lebih kompleks daripada budaya populer. Budaya tinggi biasanya tidak dapat diakses oleh semua kalangan. Melainkan hanya dapat diakses oleh masyarakat kelas atas ataupun orang-orang pecinta seni. Pada dasarnya tidak semua kebudayaan tinggi dapat dipahami oleh semua kalangan. Karena makna dan nilai yang terdapat di dalamnya kita tidak bisa sembarangan memaknai sebuah karya budaya tinggi. Diperlukan keilmuan yang mendalam untuk memahami suatu karya budaya tinggi. Sehingga terkadang tidak semua budaya tinggi bisa dinikmati oleh semua kalangan. Biasanya budaya tinggi terinspirasi dari kisah-kisah klasik.

Sedangkan budaya populer dapat diakses dan dipahami oleh semua orang. Bahkan budaya populer pun menyimpan makna yang mendalam pada setiap tampilannya. Hanya saja bagaimana cara kita memaknai suatu karya pada budaya populer. Budaya populer memungkinkan semua orang untuk dapat memahami dan menikmatinya. Semua masyarakat dari berbagai macam kalangan dapat mengakses dan menikmati budaya populer. Sehingga melalui budaya populer kita bisa menikmati karya-karya yang menyimpan banyak makna. Budaya populer memang dibuat untuk tujuan hiburan. Tapi budaya populer juga menyimpan makna pada setiap karyanya. Sehingga jika kita menelaah suatu karya pada budaya populer secara lebih mendalam maka kita dapat memahami bahwa terkadang budaya populer bukan hanya dibuat untuk tujuan hiburan, namun budaya populer juga dibuat untuk menyampaikan suatu makna kepada orang-orang yang melihat ataupun menikmatinya.

Bahkan kebudayaan tinggi dan kebudayaan populer memiliki beberapa relevansi. Sehingga keduanya saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Berikut  beberapa alasan mengapa keduanya  penting:

1. Aksesibilitas dan inklusivitas:

- Budaya populer: Mencakup ekspresi budaya seperti musik pop, film, dan jejaring sosial. Karena kemampuannya menjangkau banyak orang, budaya populer memungkinkan terjadinya berbagi pengalaman  dan menciptakan ikatan antar kelompok masyarakat yang berbeda.

- Kebudayaan Tinggi:Dapat mencakup lukisan, sastra klasik, dan opera. Seringkali diperlukan pemahaman mendalam atau pendidikan khusus untuk mengapresiasi sepenuhnya  karya-karya ini.

2. Pengaruh terhadap masyarakat:

- Budaya populer: Memiliki pengaruh besar terhadap perilaku, tren, dan persepsi masyarakat secara umum. Misalnya, musik pop dan film dapat memengaruhi mode, bahasa, dan norma sosial.

- Kebudayaan tinggi: Dapat membentuk pandangan dan gagasan masyarakat tentang estetika, keindahan, dan nilai intelektual.

3. Ekspresi identitas dan nilai-nilai:

- Budaya populer: Menyediakan platform untuk menyampaikan pesan-pesan penting sosial, politik, atau budaya  dalam bentuk yang dapat diakses oleh banyak orang. Misalnya lagu yang membawa pesan tentang keadilan sosial atau film yang mengangkat isu sosial.

- Budaya Tinggi: Memberikan platform untuk ekspresi kreatif dan refleksi mendalam tentang nilai-nilai dan makna hidup, meskipun tidak  dapat diakses oleh semua orang.

4. Keanekaragaman dan Inovasi:

- Budaya Populer: Menyediakan platform untuk beragam bentuk ekspresi kreatif, mulai dari musik hingga seni visual dan pertunjukan. Hal ini memungkinkan adanya inovasi dan keragaman dalam seni dan hiburan.

- Budaya Tinggi: Memungkinkan penemuan dan inovasi di  bidang seni dan intelektual yang  tidak dapat dibatasi oleh selera atau popularitas pasar.

Contoh spesifik pengaruh dan relevansi keduanya dapat ditemukan dalam musik. Sebuah karya komposer klasik seperti Beethoven memiliki kompleksitas musik dan kandungan emosional yang dalam, sehingga memerlukan pendekatan yang bijaksana untuk mengapresiasinya. Di sisi lain, lagu-lagu pop  populer dapat mencerminkan aspirasi, emosi, dan pengalaman yang  langsung dirasakan dan dihubungkan oleh banyak orang.

Penting untuk diingat bahwa keindahan dan nilai  budaya tinggi dan budaya populer bersifat relatif dan bergantung pada sudut pandang dan kesukaan masing-masing. Keduanya memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan pengalaman budaya kita. Sehingga berdasarkan apa yang terpapar diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya kita tidak bisa menganggap budaya tinggi lebih baik daripada budaya populer maupun sebaliknya. Karena pada dasarnya keduanya memerankan peran penting bagi perkembangan budaya di dunia. Selain itu keduanya juga berperan dalam membentuk identitas dan pengalaman budaya kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun