A. Ada beberapa aspek psikologi yang perlu dikembangkan pada siswa menengah ke atas, di antaranya adalah:
Persepsi
Persepsi adalah kemampuan seseorang untuk menerima pesan atau informasi ke dalam otak. Dalam hal ini seseorang dituntut untuk bisa menerima segala pesan ataupun informasi yang ada di lingkungan sekitarnya sehingga ia bisa memahami serta meringkas pesan atau informasi yang ia dapatkan.Â
Persepsi merupakan suatau cara otak manusia bekerja dalam memberikan arti dan mengintepretasikan berbagai rangsangan yang diterima oleh panca indra. Persepsi erat hubungannya dengan Panca Indera manusia. Karena persepsi dilakukan lewat indera manusia, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.Â
Melalui persepsi manusia bisa terus berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Persepsi sangat penting bagi siswa menengah ke atas. Karena jika kemampuan persepsi siswa berkembang dan meningkat, maka ia akan lebih mudah dalam menerima segala informasi di lingkungannya, dan ia juga bisa meringkas informasi tersebut.
Berfikir
Berfikir adalah sebuah aktivitas kerja otak mengenai sesuatu hal. Berfikir juga merupakan aktivitas mental sebab berfikir tidak hanya menggunakan aktivitas otak namun juga menyangkut semua bagian tubuh dan juga perasaan atau emosi dalam psikologi.
Definisi paling umum dalam berfikir merupakan berkembangnya ide dan juga konsep dalam diri seseorang yang berlangsung lewat keterkaitan hubungan diantara beberapa bagian informasi yang tersimpan dalam diri seseorang berbentuk pengertian.
Jika dilihat secara garis besar, proses berfikir terdiri dari 2 macam yakni berfikir autistik dan juga berfikir realistik. Dengan berfikir autistik, maka individu bisa lari dari kenyataan dan melihat kehidupan hanya sebagai gambaran contoh fantasi dalam psikologi saja. Sementara berfikir realistik atau disebut juga dengan reasoning atau nalar adalah berfikir untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang nyata.
Kemampuan berfikir juga menjadi aspek yang penting untuk diajarkan kepada siswa menengah ke atas, karena dengan berfikir ini diharapkan siswa mampu untuk menyelesaikan suatu masalah.
Intelegensi
Intelegensi adalah faktor internal yang mencangkup keseluruhan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang siswa, untuk menyesuaikan diri pada pembelajaran secara cepat dan efektif. intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah.
Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut. Sehingga semakin cepat seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah, maka menunjukkan seberapa besar intelegensinya.Â
Aspek ini penting untuk dikembangkan pada siswa nenengah ke atas, karena diharapkan ia dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di sekitarnya dengan cepat. Intelegensi ini erat hubungannya dengan kecerdasan seseorang.
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Minat sangat penting untuk diajarkan kepada siswa menengah ke atas, karena jika seorang siswa telah memiliki minat belajar yang besar, maka ia akan merasa tertarik untuk mempelajari banyak hal. Sehingga nantinya diharapkan ia akan tertarik mempelajari banyak hal yang nantinya bisa bermanfaat untuk kehidupannya sendiri dan juga untuk masyarakat di sekitarnya.
Motivasi
Motivasi adalah kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, dan cita-cita yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Jika seseorang memiliki motivasi yang besar biasanya ia akan memiliki target tersendiri untuk dia capai. Sehingga ia akan lebih bersemangat untuk mencapai target tersebut.
Motivasi sangat penting untuk dikembangkan pada siswa menengah ke atas. Karena semakin besar motivasi mereka dalam belajar. Mereka akan merasa bersemangat dalam mempelajari suatu materi pembelajaran, sehingga nantinya mereka akan lebih cepat dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Sehingga target pembelajaran yang telah disusun oleh gurunya bisa tercapai dengan baik.
Memori
Memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean (enconding), penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan Pengetahuan  yang kesemuanya terpusat dalam otak. Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia terdiri atas dua macam yakni:
1 Â Sematic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-pengertian.
2. Episodic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa.
Memori sangat penting untuk dikembangan pada siswa menengah ke atas, karena diharapkan ia dapat mengingat pengertian-pengertian yang telah ia pelajari dan mampu menerapkannya pada kesehariannya. Dan diharapkan ia mampu mengingat peristiwa-peristiwa yang pernah ia alami, sehingga ia mampu mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.
B. Imlikasi guru dalam mengembangkan setiap aspek di atas yaitu:
Implikasi pada aspek persepsi
Seorang guru harus mampu untuk mengukur kemampuan muridnya dalam menerima suatu pesan atau informasi, lalu berdasarkan data yang telah ia amati, maka ia bisa membedakan mana siswa yang memiliki kemampuan persepsi rendah atau tinggi, sehingga nantinya ia bisa mencari metode yang paling tepat untuk mengembangkan persepsi murid-muridnya.
Implikasi pada aspek berfikir
Seorang guru harus mampu mengajak murid-muridnya untuk belajar melatih kemampuan berfikir mereka. Karena nantinya ketika seseorang telah terbiasa untuk berfikir, biasanya ia akan lebih mudah dalam menyelesaikan suatu masalah.Â
Seorang guru juga harus mampu membedakan mana murid yang kemampuan berfikirnya sangat baik, ataupun yang kurang baik, sehingga nantinya ia bisa menentukan metode pembelajaran yang paling tepat untuk muridnya tersebut.
Implikasi pada aspek intelegensi
Seorang guru harus mampu untuk meningkatkan intelegensi atau kecerdasan murid-muridnya, karena jika kemampuan intelegensi seseorang telah berkembang dan meningkat maka ia bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan dengan tepat dan cepat. Guru harus bisa membedakan mana murid yang memiliki intelegensi tinggi dan rendah. Sehingga nantinya ia bisa memilih metode pembelajaran yang tepat untuk muridnya.
Implikasi pada aspek minat
Seorang guru harus bisa mengetahui minat-minat para muridnya. Sehingga nantinya ia bisa menentukan bagaimana metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan minat para peserta didiknya.Â
Sehingga nantinya minat belajar peserta didiknya bisa meningkat, dan peserta didiknya akan lebih mudah dalam mempelajari suatu materi pembelajaran. Karena jika seseorang telah tertarik dalam mempelajari sesuatu, ia akan lebih mudah dalam mempelajari materi tersebut.
Implikasi pada aspek motivasi
Seorang guru harus bisa mengetahui motivasi belajar murid-muridnya. Sehingga nantinya ia bisa mencari dan menentukan metode yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan motivasi belajar murid-muridnya. Sehingga nantinya murid-muridnya akan lebih bersemangat dalam belajar dan akan lebih mudah dalam memahami dan menguasai materi pelajaran.
Implikasi pada aspek memori
Seorang guru harus mampu untuk mengetahui kemampuan memori murid-muridnya. Sehingga nantinya ia bisa menentukan metode pembelajaran yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan muridnya dalam mengingat pelajaran dan juga peristiwa-peristiwa.
C. Upaya-upaya yang bisa dilakukan guru untuk menstimulasi aspek-aspek di atas adalah:
Stimulasi pada aspek persepsi
Guru bisa memberikan beberapa informasi kepada muridnya mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya. Sehingga nantinya ia bisa melihat bagaimana respon dan tanggapan murid-muridnya mengenai informasi tersebut. Sehingga akhirnya guru bisa mengetahui kemampuan persepsi masing-masing muridnya.
Stimulasi pada aspek berfikir
Guru bisa memberikan contoh soal dalam bentuk problem solving, sehingga nantinya guru bisa melihat kemampuan murid-muridnya dalam berfikir mengenai masalah yang terjadi, dan melihat bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah tersebut.
Stimulasi pada aspek intelegensi
Guru bisa memberikan contoh permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan sekitar sekolah. Lalu guru bisa menugaskan muridnya untuk mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga nantinya guru bisa menilai kemampuan intelegensi murid-muridnya. Semakin tepat dan cepat seorang murid dalam mencari solusi maka semakin tinggi intelegensi yang ia miliki.
Stimulasi pada aspek minat
Guru bisa mengadakan diskusi ringan dengan murid-muridnya mengenai pembelajaran seperti apa yang menarik bagi mereka, dan mengenai bagaimana minat mereka dalam belajar. Sehingga nantinya berdasarkan hasil diskusi ini guru bisa mengetahui minat belajar murid-muridnya.
 Sehingga ia bisa menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat para muridnya. Sehingga diharapkan nantinya akan meningkatkan minat belajar murid-muridnya,
Stimulasi pada aspek motivasi
Guru bisa memberikan pujian dan apresiasi kepada muridnya yang memiliki prestasi yang bagus, kepada murid yang rajin, dan lain sebagainya. Sehingga nantinya murid yang memang sekiranya malas bisa termotivasi untuk menjadi anak yang berprestasi dan rajin.Â
Sehingga nantinya motivasi belajar murid-muridnya bisa meningkat. Sehingga nantinya muridnya lebih bersemangat dalam belajar, lebih mudah dalam memahami pelajaran, dan lebih mudah dalam menguasai pelajaran. Sehingga nantinya target belajar yang telah disusun oleh guru bisa tercapai, dan semuanya muridnya berhasil dalam belajar.
Stimulasi pada aspek memori
Guru bisa memberikan tugas hafalan kepada muridnya. Sehingga nantinya ia bisa mengetahui kemampuan muridnya dalam mengingat pelajaran. Guru juga bisa menyuruh muridnya untuk menceritakan peristiwa-peristiwa berkesan dalam hidup si murid.
 Sehingga guru bisa mengetahui kemampuan muridnya untuk mengingat peristiwa-peristiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H