Mohon tunggu...
Wahdah Dhiyaul Akrimah
Wahdah Dhiyaul Akrimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-KMK Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ora Gudiken Ora Nyantri: Benarkah ini Implementasi "Kebersihan Sebagian dari Iman"?

26 September 2024   16:02 Diperbarui: 26 September 2024   16:04 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi kamar tidur, kamar mandi, dan jemuran di salah satu pondok pesantren (Sumber: dokumen pribadi)

Pondok pesantren (ponpes) merupakan tempat untuk menuntut ilmu agama Islam dimana para siswa (disebut santri) tinggal bersama dan melakukan aktivitas yang sudah terjadwal dengan baik. Banyak hal yang akan didapatkan para santri mulai dari ilmu agama hingga umum, pendidikan karakter, melatih kemandirian, serta lingkungan yang sangat mendukung dalam proses belajar. 

Namun, di balik itu, terdapat permasalahan kesehatan yang kerap kali diabaikan oleh para santri. Ketidakpedulian akan kebersihan diri dan lingkungan (hygiene dan sanitasi) menyebabkan banyaknya kasus penyakit kulit di kalangan santri, salah satunya scabies atau gudik.

Pondok Pesantren: Lingkungan yang Padat

Ponpes seringkali identik dengan lingkungannya yang padat penduduk. Menurut data Kementerian Agama tahun 2023, jumlah ponpes mencapai 39.551 dengan jumlah santri mencapai 4,9 juta. Di setiap pesantren terutama yang sudah memiliki nama besar dapat dihuni oleh ribuan santri. Bayangkan, satu kamar yang ukurannya tidak seberapa bisa diisi oleh 20-50 santri. Latar belakang yang berbeda-beda tentu akan mempengaruhi pola hidup bersih dan sehat di antara santri. 

Barang pribadi yang bercampur antara satu teman dengan teman lainnya, kebiasaan pinjam meminjam barang seperti baju, alat sholat, bahkan handuk menjadi hal yang sangat lumrah. Tidak heran jika penyakit scabies, yang menular melalui kontak langsung dari kulit ke kulit dan tidak langsung melalui pakaian, sprei, dan lainnya, banyak diderita oleh santri. Studi yang dilakukan Novitasari (2021) menyebutkan bahwa 7 dari 10 santri yang tidak menjaga kebersihan pakaian dan 8 dari 10 santri yang jarang menjaga kebersihan handuk menderita scabies.

Pertanyaannya: Mau sampai kapan santri harus identik dengan scabies?

Kementerian Kesehatan RI mencatat pada tahun 2016 dari 261,6 juta jiwa masyarakat Indonesia, angka kejadian scabies berkisar antara 4,6%-12,95% dan pada tahun 2020 berkisar antara 5,6%-12,9%. Scabies menempati urutan ketiga dari 12 penyakit kulit yang paling umum dialami di Indonesia. Diperkirakan 50%-80% santri di pondok pesantren pernah mengalaminya.

Ironisnya, Kondisi Hygiene dan Sanitasi Pesantren Sangat Memprihatinkan

Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu wali santri mengungkapkan bahwa kondisi kebersihan di ponpes, terutama ponpes putra, sangat memprihatinkan. Pertama, kondisi kamar. Ruang kamar yang kecil dijadikan tempat puluhan santri untuk tidur dan meletakkan barang pribadi. Di ruangan yang padat tersebut bisa saja baju kotor saling menumpuk. Mereka juga jarang mencuci sprei, sarung bantal, dan selimut (kira-kira sebulan sekali). Kondisi ponpes yang berada di wilayah dataran tinggi menjadikan ruangan lembab sehingga kasurnya pun menjadi lembab. Para santri putra cenderung malas untuk bersih-bersih. Kondisi kamar yang kotor juga akan mengundang nyamuk dan tikus berkeliaran di sana.

Kedua, dilihat dari kondisi kamar mandi juga tidak kalah memprihatinkan. Bak mandi yang digunakan adalah bak mandi permanen yang dibersihkan seadanya sehingga masih terlihat kotor dan terdapat jentik nyamuk. Selain itu, suplai air bersih yang terbatas menyebabkan air di kamar mandi terkadang mati. Hygiene personal juga kurang diperhatikan. Jadwal santri yang padat mengakibatkan mereka jarang mandi. Hal ini juga didukung dengan letak ponpes yang berada di dataran tinggi sehingga udaranya dingin dan mereka merasa tidak berkeringat. Alasan lain adalah santri malas karena harus antri panjang akibat jumlah kamar mandi yang kurang memadai, misal dari 1000 santri hanya tersedia 20 kamar mandi, sehingga 1 kamar mandi bisa digunakan 30-50 santri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun