Mohon tunggu...
wahab
wahab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nawa saya wahab Abrori biasa di panggil wahab, tanggal lahir saya jepara 03, April 1998, alamat saya di kembanga depok sari rt 03/07 jepara, saya dari keluarga yang sedang , adan saya ingin mendapatkan beasiswa untuk meringakan beban oran tua dalam membaiayai kuliah, karena saya punya tujuan agara bisa membawa orang tua saya ke mekkah dengan adanya saya berpendidikan tinggi saya bisa mengamalkan ilmu di masyarakat dan bisa membimbing keluarga maupun orang terdekat saya menuju taffaqun fiddin

tak tampan juga tak pintar tapi mahluk tuhan kesayangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Moralitas Seorang Remaja Masa Kini

11 Juni 2021   20:19 Diperbarui: 11 Juni 2021   20:38 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA; Saifur Rohim

NIM; 191310004157

KELAS ; 4 PAI A7

MATERI;  Prinsip dan faktor perkembangan

PERUBAHAN MORALITAS SEORANG REMAJA MASA KINI MELIPUTI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Permasalahan sering kali muncul dalam proses pertumbuhan dan perkembangan keprbadian. Permasalahan kepribadian pada diri individu dapat menimbulkan sikap amoral yang menunjukan rendahnya moralitas, contohnya pemerkosaan, korupsi, kriminalitas, kekerasan, dan masih banyak lagi. Perkembangan pembentukan kepribadian manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, oleh karena itu kepribadian bukan merupakan hal yang mutlak. Kepribadian dapat dibentuk sesuai dengan kepribadian yang normal dan mudah menyesuaikan diri (adaptif).

Menurut Chairilsyah (2012), Dinamika kepribadian meruapakan sifat-sifat dinamis yang dimilki oleh suatu kepribadian tertentu, dinamika memilki arti "gerak" oleh karena itu kepribadian bukanlah sesuatu yang statis. Pada masa kanak-kanak, anak-anak memiliki pribadi yang belum matang sehingga dinamika kepribadian ini dapat dengan mudah berkembang secara pesat pada diri anak-anak. Berikut ini merupakan definisi kepribaian menurut para ahli, antara lain:

  • George Kelly, menurutnya kepribadian merupakan cara-cara unik yang dilakukan individu untuk menyampaikan pengalaman-pengalaman hidup yang dialaminya.
  • Gordon Allport, ia mengartian bahwa kepribadian merupakan sebuah organisasi dinamis dari psikofisik seorang individu yang bertujuan untuk menentukan tingkah laku dank ke-khas-an individu dalam berfikir.
  • Bowner,ia berpendapat bahwa kepribadian merupakan bentuk tingkah laku sosial, ketakutan, dorongan dan keinginan, tingkah laku seseorang, pendapat, dan juga sikap atau perilaku seseorang. Menurutnya pula tidak semua perilaku bersifat tampak, ada pula perilaku yang bersifat tidak tampak.

Dalam membangun kepribadian seorang anak,peran lingkungan keluarga terutama orang tua sanagatlah penting. Di lingkungan masyarakat, keluarga merupakan satuan kelompok sosial terkecil, dimana keluarga merupakan merupakan orang yang pertama kali dikenal oleh anak sejak lahir. Keluarga memberikan pendidikan serta bimbingan pertama kali bagi anak yang dimana pola bimbingan tersebut akan terus berjalan 

sepanjang masa. Interaksi-interaksi yang terjadi dalam keluarga (komunikasi dan pola tingkah laku) menjadi cerminan yang berfungsi untuk membentuk kepribadian anak.

Gilbert Highes dalam Fatmawati (2016) berpendapat bahwa keluarga berperan besar dalam pembentukkan kebiasaan anak. Sejak anak membuka mata di pagi hari hingga terlelap dimalam hari, keluarga selalu memberikan pengaruh dan pendidikan dari ligkungan keluarga. Keluarga berperan sebagai suatu sistem sosial yang bertugas untuk membentuk karakter serta moral seorang anak. 

Keluarga bukan hanya suatu tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak, tetapi sesungguhnya keuluarga memilki peran yang lebih dari itu. Keluarga berperan sebagai penyedia tempat yang ternyaman bagi anak. Segala sesuatu perkembangan kepribadian anak dimulai di lingkungan keluarga. Keluarga diumpamakan sebagai payung kehidupan bagi seorang anak. Kemampuan berpendapat, bersosiaisasi, mengaktualisasikan diri, hingga perilaku yang menyimpang tumbuh pertama kali di lingkungan keluarga.

Menurut Agustin, dkk (2015) yang dikutip dari KIngslet Davis dalam Murdianto mengemukakan bahwa fungsi dari keluarga ialah sebagai berikut:

  • Reproduction, merupakan cara yang dilakukan agar menghasilkan generasi- generasi baru yang bertujuan untuk mengganti apa yang telah hilang atau habis untuk kelestarian sistem sosial.
  • Maintenance, merupakan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak hingga sang anak mampu berdiri sendiri.
  • Placement, merupakan pembagian posisi sosial untuk anggota keluarganya baik sebagai kepala keluarga, anggota keluarga, maupun posisi-posisi lain dalam keluarga.
  • Socialization, merupakan pewarisan nilai-nilai sosial oleh orang tua kepada anak yang berlaku di masyarakat sehingga sang anak dapat diterima oleh enggota masyarakat lain dengan wajar.
  • Economic, merupakan fungsi keuarga untuk memenuhi kebutuhan baik barang maupun jasa dengan cara produksi, distribusi, dan konsumsi dengan pelaku antar anggota keluarga.
  • Care of the ages, merupakan perawatan kesehatan yang diberikan kepada anggota keluarga yang telah berusia lanjut.
  • Political center, merupakan pemberian posisi politik bagi anggota keluarga di lingkungan masyarakat yang ia tinggali.

Menurut Pratomo (2012) dalam Maghfiroh (2015), hypnoparenting merupakan salah satu metode yang banyak digunakan oleh keluarga yang berfungsi untuk membentuk kepribadian anak. 

Hypnoparenting sendiri berasal dari dua suku kata yairtu hypnosis dan parenting. Hypnosis memilki arti penurunan kesadaran, sedangkan parenting berarti segala bentuk cara yang dilakukan orang tua untuk mendidik dan membesarkan buah hatinya. Tidak hanya digunakan dalam terapi penyembuhan penyakit fisik dan mental, metode hypnosis ini juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang antara lain di bidang hukum, hiburan, kriminalitas, bahkan dapat pula digunakan dalam bidang manajemen pemasaran.

PEMBAHASAN

Konsep Hypnoparenting

Menurut Ardianti (2015), hypnosis bukan merupakan hal yang tabu dan berkaitan dengan hal-hal yang bersifat magic. Hypnosis ada di setiap situasi dan aktivitas kehidupan, termasuk ketika proses belajar mengajar. Ketika seseorang dalam kondisi hypnosis maka akan dengan mudah menerima saran dari orang lain. Kondisi hypnosis berbeda dengan keadaan tidur. Ketika seseorang sedang tidur ia tidak sadar akan kondisi disekitarnyanya, sementara pada keadaan hypnosis seseorang akan tetap sadar akan keadaan di sekitarnya. Pada kondisi ini orang tersebut hanya berpindah kesadaran dari pikiiran sadar ke pikiran alam bawah sadar.

Pengertian parenting adalah tugas orang tua untuk mengasuh dan mendidik anaknya sesuai dengan karakter yang dimiliki anak agar menjadi pribadi yang kreatif dan positif. Orang tua harus bijak dan berhati-hati dalam mendidik anak. Pola pengasuhan anak perlu dipelajari oleh setiap orang tua, sehingga mereka dapat membesarkan anak dengan baik.

Bianda Nadia (2010:120) dalam Silawati dan Yanti (2015) mengatakan hypnoparenting berasal dari kata hypnosis dan parenting (mendidik anak). Hypnoparenting merupakan salah satu aplikasi hipnosis untuk tujuan merawat dan mendidik anak (parenting). Hypnoparenting dilakukan dengan menyugesti anak dengan kalimat-kalimat yang mampu membuat anak percaya diri dan dengan kata kata yang bernilai positif .

Secara lebih luas, Navis (2013: 152) dalam Silawati dan Yanti (2015) menyatakan bahwa hypnoparenting adalah metode parenting, mendidik, dan pola asuh anak yang dilakukan dengan metode hipnosis, yaitu dengan memanfaatkan penurunan frekuensi gelombang otak anak untuk diberi sugesti positif. Harapannya, dengan sudut, keyakinan, dan pembahasan baru, kita dapat mengubah perilaku negatif anak menjadi perilaku yang positif. 

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hypnoparenting adalah cara yang dilakukan orang tua untuk mendidik anak dengan cara memberikan sugesti positif pada anak, sehingga anak akan menyimpan sugesti tersebut dalam pikiran bawah sadar.

Cara-Cara Hypnoparenting

Menurut Navis (2013) dalam Maghfiroh (2015), terdapat banyak pilihan cara untuk melakukan hypnoparenting pada anak yaitu:

  • Anak dalam Kondisi Mood Positif

Kondisikan anak dalam keadaan yang optimal dan siap melakukan hypnoparenting.

  • Membangun keakraban sebelum melakukan hypnoparenting

Ciptakan suasana keakraban antara orang tua dengan anak sebelum memulai hypnosis.

  • Mencari saat tepat untuk melakukan induksi atau afirmasi

Saat anak sudah dalam keadaan tenang, anak sudah terbuka dan akrab dengan orang tua.

  • Menggunakan alat bantu saat menginduksi atau memberikan afirmasi

Media yang paling tepat adalah media yang sangat dekat dengan anak, dapat menggunakan berbagai benda-benda di sekitar kita atau mainan yang disukai anak.

  • Melakukan kontak fisik secara kontinu

Kesedian orang tua untuk melakukan kontakfisik dengan anak, sehingga anak dapat melihat dan merasakan sendiri saat terbuka dengan orang tua jika dalam keseharian sering terjadi kontak fisik.

  • Memasukkan sugesti positif pada anak

Puncak dari proses hypnoparenting ketika memasukkan sugesti positif (afirmasi) pada pikiran bawah sadar anak. Sugesti yang ditanamkan orang tua diharapkan dapat tertanam pada pikiran bawah sadar anak.

  • Melakukan pengulangan secara konsisten

Melakukan pengulangan merupakan cara ampuh dan efektif untuk menanamkan sugesti positif dengan tujuan memprogram pikiran bawah sadar anak dengan program yang berkualitas. (Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol, 5 No. 1januari-juni 2006)

Waktu Efektif Dalam Melakukan Hypnoparenting

Menurut Silawati dan Yanti (2015), ada beberapa waktu-waktu efektif yang bisa digunakan agar sugesti yang orang tua tanamkan dapat menancap dan menetap pada anak, yaitu :

  • Saat mengajak anak berdoa

Ketika berdoa, suasana tenang dan suara lirih sehingga tercipta ketenangan dan anak pun mudah dihypnosis.

  • Saat anak bermain

Saat bermain, anak biasanya terfokus pada permainannya. Kondisi ini bisa orang tua gunakan untuk menanamkan sugesti-sugesti positif.

  • Saat sambil menggambar

Menggambar adalah media yang bisa digunakan untuk menghipnosis anak. Gunakanlah gambar sebagai awal dalam memasukn sugesti.

  • Saat sebelum tidur

Sebelum tidur merupakan waktu terbaik untuk menghipnosis anak. Anak berada dalam kondisi yang sangat rileks, tenang, dan otaknya berada dalam gelombang alpha atau theta sehingga RAS (Reticular Analisys System) terbuka lebar dan sugesti lebih mudah ditanamkan.

  • Saat sebelum bangun

Kondisi ini serupa dengan kondisi anak ketika tertidur pulas. Ketika pagi hari ia mulai terbangun, menggerakgerakkan tubuhnya, dan ada gerakan bola mata. Dibalik matanya yang masih terpejam, masukkan sugesti-sugesti positif.

  • Saat anak makan

Ketika anak sedang makan dalam keadaan yang relaks. Selain menikmati rasa dari makanan itu, ia juga menikmati suasana di sekelilingnya. Saat inilah orang tua bisa memberikan sugesti positif dalam pikirannya.

  • Saat mendiamkan anak menangis

Ketika tangisan anak mulai mereda, ia justru sedang menciptakan ketenangan dalam dirinya sendiri. Sambil menenangkan perasaan dan pikirannya, orang tua dapat menghipnosis anak secara perlahan.

  • Saat sambil menggambar

Menggambar adalah media yang bisa digunakan untuk menghipnosis anak. Gunakanlah gambar sebagai awal dalam memasukn sugesti.

  • Saat sebelum tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D. S. Y. Dkk. (2015). Peran Keluarga Sangat Penting dalam Pendidikan     Mental Karakter Anak serta Budi Pekerti Anak. Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 No.1,Juni 2015.

Ardianti. I. (2015). Konsep Hypnoparenting dan Relevansinya Dengan Pendidikan Karakter Anak. Program Studi Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN): Ponorogo.

Asterina, D. A. (2012). Hubungan Tipe kepribadian dengan perilaku asertif mahasiswa fakultas psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. UIN MALANG.

Chairilsyah, D. (2012). Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini. EDUCHILD. Vol. 01 No.1.                   

Erlansi, S. M, dkk. (2016). Teknik Parenting Dan Pengasuhan Anak Studi Deskriptif Penerapan Teknik Parenting Di Rumah Parenting Yayasan Cahaya Insan Pratama Bandung. Vol.3.             

Fatmawati. (2016). Peran Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Islam Bagi Remaja. Jurnal RISALAH, Vol. 27, No. 1, Juni 2016: 17-31.

Maghfiroh, A. (2015). Implementasi Hypnoparenting Dalam Pembentukan Kedisiplinan Anak Di Taman Kanak-Kanak Pangulir Budi I Kerangkulon, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Susilawati dan Yanti, A. (2015). Pemanfaatan Hypnoparenting Dalam Menanamkan        Karakter Anak Di Lembaga Konseling Dan Konsultasi Pekanbaru. Jurnal RISALAH, Vol. 26, No.2, Juni

 (Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol, 5 No. 1januari-juni 2006)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun