Tiongkok mendapat banyak tekanan, terutama dari AS yang mengalami defisit pada tahun 1998. Namun Tiongkok tetap pada pendiriannya dalam menerapkan sistem nilai tukar tetap, karena Tiongkok menganggap bahwa sistem kurs merupakan otoritas negara tanpa intervensi pihak luar. Memiliki pendirian yang kuat bahwa dengan menerapkan sistem nilai tukar tetap justru akan menguntungkan Tiongkok kedepannya di dunia internasional.
Terlepas dari kenyataan bahwa sistem tetap tidak menghasilkan keuntungan sebesar sistem terapung di lingkungan Tiongkok. Namun Tiongkok menikmati kondisi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di bawah sistem tetap. Selain itu, diyakini bahwa salah satu alasan Tiongkok tidak mengubah sistem moneternya adalah karena cadangan devisanya yang besar. Dari sudut pandang keuangan internasional, untuk mencapai stabilitas nilai mata uang maka perlu diiringi oleh cadangan devisa yang besar.
Karena sistem nilai tukar tetap menjadikan Tiongkok memiliki otoritas atas nilai mata uangnya. Tiongkok dapat terus berdaya saing dengan menjaga harga barang ekspornya tetap stabil. Melihat data ekspor dan impor dalam perdagangan internasional, Tiongkok dalam hal ini memaksimalkan peran otoritasnya sebagai negara untuk menjaga nilai mata uangnya. Tiongkok dalam hal ini memaksimalkan peran otoritasnya sebagai negara untuk menjaga nilai mata uangnya dengan membaca pergerakan ekspor dan impornya dalam perdagangan internasional.
Dengan menerapkan sistem nilai tukar tetap yang di dalamnya pemerintah dapat mengintervensi perekonomian. Hal tersebut menjadikan Tiongkok memiliki kewenangan untuk menstabilkan nilai mata uang Yuan dan kondisi ekonomi nasional. Dengan begitu, akan mempercepat pertumbuhan ekonominya dan memperbesar cadangan devisa yang dimiliki. Sehingga akan meningkatkan power dan pengaruh Tiongkok di tingkat internasional.Â
Bagi Tiongkok stabilitas ekonomi merupakan komponen terpenting untuk pertumbuhan ekonomi negara. Dengan penerapan sistem nilai tukar tetap, hal ini menguntungkan Tiongkok karena pemerintah dapat turut serta salam menstabilkan mata uangnya. Dengan mata uang yang stabil, dunia internasional cenderung akan lebih mempercayai Tiongkok dan hal tersebut juga akan memperkuat nilai mata uang Yuan di pasar internasional sekaligus memperbesar pengaruh Tiongkok dalam kebijakan ekonomi yang diambil oleh dunia internasional.
Sumber:
Keynes, J. H. 1936. The General Theory of Employment, Interest and Money. London: Macmillan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H