Penulis: Wafiq Azizah Hasibuan dan Vera Sardila
Tren FOMO di Kota Besar: Gaya Hidup atau Beban?
Fear of Missing Out (FOMO) yang telah menjadi fenomena yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat di kota besar. Istilah ini menggambarkan rasa takut ketinggalan pengalaman, informasi, atau tren yang dianggap penting. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban, FOMO sering kali muncul sebagai bentuk tekanan sosial yang mendorong seseorang untuk selalu terlibat dalam berbagai aktivitas. Namun, apakah FOMO adalah bagian dari gaya hidup modern, atau justru beban yang memperberat keseharian kita?
Media Sosial: Pemicu Utama FOMO
Kehadiran media sosial adalah salah satu faktor utama yang memperkuat FOMO. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook menjadi panggung utama di mana orang-orang menampilkan momen terbaik dalam hidup mereka. "Fomo yaitu ketakutan yang meluas (ketakutaan ketinggalan) bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga saat ia tidak ada, salah satu pemicu fomo media sosial, keinginan untuk update melihat story, postingan, berita dan trend terkini " kata Dr. Hertha Christabelle Hambalie, seorang psikolog klinis. Dalam sebuah Youtube Bethsaida Hospital program Doctor's Talk.
Di kota besar, di mana kehidupan sering kali berputar di sekitar tren, FOMO menjadi lebih intens. Sebuah survei oleh Digital Life Research menunjukkan bahwa 75% penduduk perkotaan merasa terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di media sosial, terutama dalam hal gaya hidup dan konsumsi. Tekanan ini menciptakan kebutuhan untuk terus terhubung dan mengikuti, meskipun hal tersebut tidak selalu sejalan dengan kebutuhan atau kebahagiaan individual mereka.
Gaya Hidup yang Tak Terhindarkan?
Bagi sebagian orang, FOMO telah menjadi bagian dari gaya hidup. Mereka merasa bahwa mengikuti tren adalah cara untuk tetap relevan dan diterima di lingkungan sosial. Misalnya, menghadiri kafe yang sedang viral atau membeli gadget terbaru menjadi hal yang dianggap penting untuk "eksistensi" di dunia maya.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, FOMO terlihat dalam berbagai bentuk, seperti keinginan untuk mencoba kafe atau restoran terbaru, menghadiri konser musisi terkenal, atau mengikuti tren mode terkini. Dengan ritme kehidupan yang cepat, masyarakat urban cenderung merasa perlu selalu “up-to-date” agar tetap relevan. Pernyataan ini mencerminkan bagaimana FOMO telah mengubah cara orang menjalani hidup di kota besar. Bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi juga tentang memenuhi ekspektasi sosial yang terus meningkat.