Pada tahun 2016, Nasaruddin diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara. Jabatan ini merupakan sebuah kehormatan sekaligus tantangan besar. Sebagai Imam Besar, ia tidak hanya memimpin salat, tetapi juga memegang peran penting dalam mengarahkan aktivitas keagamaan di masjid yang menjadi simbol kebesaran Islam di Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, Masjid Istiqlal mengalami berbagai perubahan signifikan. Nasaruddin memperkenalkan program-program pengajian dan dialog antaragama yang bertujuan memperkuat harmoni sosial di tengah keragaman masyarakat Indonesia. Ia juga berupaya membuka pintu masjid bagi semua golongan, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang non-Muslim, sebagai simbol persatuan.
"Masjid Istiqlal harus menjadi pusat perdamaian dan tempat di mana semua orang merasa diterima," ujar Nasaruddin. Ia yakin bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan toleransi bagi semua umat.
Menteri Agama di Kabinet Prabowo
Puncak karier politik Nasaruddin Umar terjadi ketika ia ditunjuk sebagai Menteri Agama dalam kabinet Prabowo pada tahun 2024. Penunjukan ini merupakan pengakuan atas kontribusinya di bidang agama dan pendidikan Islam. Sebagai Menteri Agama, Nasaruddin memiliki peran besar dalam menentukan arah kebijakan keagamaan di Indonesia, terutama di tengah tantangan globalisasi dan meningkatnya ekstremisme.Â
Nasaruddin, terutama di pesantren dan madrasah. Di bawah kepemimpinannya, Kementerian Agama mulai memperkenalkan program-program untuk meningkatkan kualitas pengajaran di lembaga-lembaga tersebut, dengan fokus pada kurikulum yang seimbang antara ilmu agama dan pengetahuan umum. Ia percaya bahwa pendidikan agama yang inklusif dan terbuka terhadap perkembangan zaman adalah kunci untuk menciptakan generasi Muslim yang toleran, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global.
Salah satu inisiatif besar yang dipelopori Nasaruddin sebagai Menteri Agama adalah kampanye Islam Moderat dan Toleran, sebuah gerakan yang bertujuan untuk melawan radikalisme dan ekstremisme yang semakin marak di Indonesia. Melalui program ini, Nasaruddin mengajak para ulama dan pemimpin agama di seluruh Indonesia untuk memperkuat pesan damai dalam ajaran Islam dan mendorong dialog antarumat beragama. Ia juga mengajak masyarakat untuk memaknai keberagaman sebagai rahmat yang harus disyukuri, bukan sebagai alasan perpecahan.
"Kita harus terus menjaga keberagaman ini dengan pendekatan yang moderat dan penuh toleransi. Radikalisme hanya akan memecah belah bangsa," kata Nasaruddin dalam salah satu pidatonya.
Selain itu, Nasaruddin juga memainkan peran penting dalam upaya mempromosikan Islam di panggung internasional. Sebagai tokoh yang dihormati di dunia Islam, ia sering mewakili Indonesia dalam berbagai forum internasional untuk membicarakan isu-isu keagamaan dan sosial. Ia juga berperan sebagai duta perdamaian, memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang damai dan toleran kepada dunia.
Keluarga dan Kehidupan Pribadi