Mohon tunggu...
Wafiqa Rahmah Balqis
Wafiqa Rahmah Balqis Mohon Tunggu... Mahasiswi

Halo! Nama Saya Wafiqa Rahmah Balqis, penulis blog ini. Saya senang berbagi pengalaman dan wawasan tentang berbagai hal terkhusus pariwisata. Mari kita jelajahi bersama!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasaruddin Umar: Dari Bone Hingga Menjadi Menteri Agama

24 Oktober 2024   00:24 Diperbarui: 24 Oktober 2024   01:16 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Instagram @nasaruddin_umar

Nasaruddin Umar adalah sosok ulama dan cendekiawan yang berhasil menyatukan dua dunia besar dalam hidupnya: agama dan politik. Lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959, Nasaruddin dibesarkan dalam keluarga sederhana yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat mendalam pada ilmu agama, sebuah fondasi yang kelak mengantarkannya ke jabatan penting, seperti Imam Besar Masjid Istiqlal dan Menteri Agama di kabinet Prabowo pada tahun 2024.


Masa Kecil di Bone: Awal yang Sederhana

Bone, sebuah daerah pedesaan di Sulawesi Selatan, menjadi saksi awal perjalanan hidup Nasaruddin Umar. Ia tumbuh di keluarga yang taat beragama. Ayahnya, seorang guru agama di desa, menjadi salah satu sosok yang paling berpengaruh dalam membentuk kepribadian dan pemikiran Nasaruddin kecil. Di usia belia, ia sudah terbiasa dengan rutinitas mengaji dan belajar di madrasah. Kehidupan di Bone yang sederhana, namun penuh dengan semangat religius, membuatnya tumbuh menjadi anak yang disiplin dan tekun dalam menuntut ilmu.

"Setiap kali saya melihat anak-anak belajar di masjid, saya teringat pada masa kecil saya di Bone. Kami tidak punya banyak fasilitas, tapi semangat untuk belajar selalu ada," kenang Nasaruddin dalam suatu wawancara. Lingkungan yang minim fasilitas pendidikan justru mengajarinya tentang pentingnya ketekunan dan semangat belajar.

Perjalanan Akademik yang Gemilang

Sumber gambar: Instagram @nasaruddin_umar
Sumber gambar: Instagram @nasaruddin_umar

Selepas menyelesaikan pendidikan dasarnya di Bone, Nasaruddin melanjutkan pendidikannya ke Makassar, di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. Di sinilah bakat dan kecintaannya pada ilmu agama semakin berkembang. Ia mendalami tafsir Al-Qur'an dan pemikiran Islam dengan penuh dedikasi. Tak hanya di Indonesia, Nasaruddin juga memperluas cakrawala ilmunya hingga ke Eropa. Ia meraih gelar master dan doktor di bidang Studi Islam di Universitas Sorbonne, Paris, sebuah pencapaian yang membuatnya dikenal sebagai salah satu ulama Indonesia yang memiliki pandangan moderat dan mendalam tentang Islam.


Selain berprestasi di bidang akademik, Nasaruddin juga aktif menyuarakan keadilan gender dalam Islam. Ia sering berbicara di forum internasional tentang pentingnya Islam yang inklusif dan adil bagi semua umat, termasuk perempuan. Melalui pendekatan yang moderat dan terbuka, Nasaruddin mendapat banyak penghargaan sebagai tokoh yang mampu menjembatani isu-isu sosial dan agama.

Imam Besar Masjid Istiqlal: Amanah Besar

Sumber gambar: Instagram @nasaruddin_umar
Sumber gambar: Instagram @nasaruddin_umar


Pada tahun 2016, Nasaruddin diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara. Jabatan ini merupakan sebuah kehormatan sekaligus tantangan besar. Sebagai Imam Besar, ia tidak hanya memimpin salat, tetapi juga memegang peran penting dalam mengarahkan aktivitas keagamaan di masjid yang menjadi simbol kebesaran Islam di Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya, Masjid Istiqlal mengalami berbagai perubahan signifikan. Nasaruddin memperkenalkan program-program pengajian dan dialog antaragama yang bertujuan memperkuat harmoni sosial di tengah keragaman masyarakat Indonesia. Ia juga berupaya membuka pintu masjid bagi semua golongan, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang non-Muslim, sebagai simbol persatuan.

"Masjid Istiqlal harus menjadi pusat perdamaian dan tempat di mana semua orang merasa diterima," ujar Nasaruddin. Ia yakin bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan toleransi bagi semua umat.


Menteri Agama di Kabinet Prabowo

Sumber gambar: Instagram @nasaruddin_umar
Sumber gambar: Instagram @nasaruddin_umar


Puncak karier politik Nasaruddin Umar terjadi ketika ia ditunjuk sebagai Menteri Agama dalam kabinet Prabowo pada tahun 2024. Penunjukan ini merupakan pengakuan atas kontribusinya di bidang agama dan pendidikan Islam. Sebagai Menteri Agama, Nasaruddin memiliki peran besar dalam menentukan arah kebijakan keagamaan di Indonesia, terutama di tengah tantangan globalisasi dan meningkatnya ekstremisme. 

Nasaruddin, terutama di pesantren dan madrasah. Di bawah kepemimpinannya, Kementerian Agama mulai memperkenalkan program-program untuk meningkatkan kualitas pengajaran di lembaga-lembaga tersebut, dengan fokus pada kurikulum yang seimbang antara ilmu agama dan pengetahuan umum. Ia percaya bahwa pendidikan agama yang inklusif dan terbuka terhadap perkembangan zaman adalah kunci untuk menciptakan generasi Muslim yang toleran, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global.

Salah satu inisiatif besar yang dipelopori Nasaruddin sebagai Menteri Agama adalah kampanye Islam Moderat dan Toleran, sebuah gerakan yang bertujuan untuk melawan radikalisme dan ekstremisme yang semakin marak di Indonesia. Melalui program ini, Nasaruddin mengajak para ulama dan pemimpin agama di seluruh Indonesia untuk memperkuat pesan damai dalam ajaran Islam dan mendorong dialog antarumat beragama. Ia juga mengajak masyarakat untuk memaknai keberagaman sebagai rahmat yang harus disyukuri, bukan sebagai alasan perpecahan.

"Kita harus terus menjaga keberagaman ini dengan pendekatan yang moderat dan penuh toleransi. Radikalisme hanya akan memecah belah bangsa," kata Nasaruddin dalam salah satu pidatonya.

Selain itu, Nasaruddin juga memainkan peran penting dalam upaya mempromosikan Islam di panggung internasional. Sebagai tokoh yang dihormati di dunia Islam, ia sering mewakili Indonesia dalam berbagai forum internasional untuk membicarakan isu-isu keagamaan dan sosial. Ia juga berperan sebagai duta perdamaian, memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang damai dan toleran kepada dunia.

Keluarga dan Kehidupan Pribadi

Di balik semua kesuksesan yang diraihnya, Nasaruddin Umar adalah sosok yang sangat dekat dengan keluarga. Ia menikah dengan Ratu Retno Sukardani, dan bersama-sama mereka membesarkan anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang dan pendidikan agama yang kuat. Nasaruddin selalu berusaha menanamkan nilai-nilai yang ia pelajari dari orang tuanya kepada anak-anaknya. Bagi Nasaruddin, keluarga adalah pilar penting dalam kehidupan, yang memberikan dukungan moral dan spiritual di setiap langkahnya.

Meskipun menjalani karier yang sibuk, Nasaruddin tetap menyempatkan diri untuk bersama keluarganya dan menjaga hubungan yang erat. Ia percaya bahwa keberhasilan di dunia tidak ada artinya tanpa dukungan keluarga dan harmoni dalam kehidupan pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun