Zaman sekarang pendidik telah banyak mempelajari seni dan teknik untuk persiapan mengajar di sekolah dasar nanti. Pendidik juga telah mengikuti pengajaran dari zaman dahulu hingga ke zaman modern. Pendidik juga perlu memiliki banyak kreativitas, inovasi dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa lebih tertarik dengan materi yang disampaikan oleh pendidik. Tetapi di sisi lain masih ada pendidik yang kaku terhadap siswa. Pendidik ini tidak memiliki jiwa seni dan tidak mengetahui teknik yang harus dilakukan kepada siswa sekolah dasar. Karena menurutnya dengann memberikan sebuah materi dalam konteks ini bisa kita tinjau, jika pendidik tanpa memiliki seni dan teknik dalam kegiatan mengajar apa yang akan terjadi? Bagaimana pengaruh selama pengajaran? Apakah pengaruhnya negative atau positif?
Pendidik (guru) adalah tenaga professional yang bertugas mengatur serta melaksanakan proses kegiatan belajar, menilai hasil pembelajaran, melakukan pelatihan dan pembimbingan, serta melakukan sebuah penelitian dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik di perguruan tinggi (Iskandar Jayadi 2018). Sifat professional ini meliputi komitmen untuk sebuah pekerjaan, dapat dipercaya oleh orang lain serta dapat menghargai orang lain.Â
Dalam Undang -- Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab 1 pasal 1 ayat 1, mempertegas bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai pendidik, berinteraksi dengan orang lain sudah menjadi hal yang biasa. Pendidik juga harus memiliki keterampilan dalam sosialnya yang tentu akan digunakan kepada anak -- anak disaat pembelajaran. Keterampilan sosial yang dimiliki seorang pendidik bisa dilihat dari adabnya, kebiasaannya, tingkah laku serta pola pikirnya.Â
Menurut Rici & Alawiyah (2019), keterampilan sosial itu memiliki lima karakteristik, diantaranya : (1) social attitude (2) caring (3) responsibility (4) emotional control (5) communication (purnomo, 2022). Semua lima karakter itu mesti dimiliki dalam setiap pendidik yang dimana akan membantu memudahkan proses belajar terhadap anak sekolah dasar.Â
Dari pendapat diatas indikasi yang dimaksud dalam kurikulum 2013 yakni menujukkan sikap dan perilaku seperti jujur, tanggung jawab, disiplin, peduli, santun serta percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain secara efektif di lingkungan sosial dan alam. Sikap dan perilaku tersebut bisa kita terapkan kepada siswa sekolah dasar melalui metode berbasis seni sehingga siswa dapat menerapkannya ke dalam kehidupannya. Dalam jiwa seorang pendidik juga memiliki jiwa seni yang diperoleh dari kepribadian serta bawaan dari kecil.
 Berbicara tentang seni, seni yang memiliki arti bentuk komunikasi yang diekspresikan oleh manusia melalui sesuatu hal yang diminati oleh manusia itu sendiri. Dalam kasus pengajaran sebagai seorang pendidik jika kita tidak memiliki seni dalam mengajar terhadap siswa sekolah dasar maka besar kemungkinan siswa akan mudah mengantuk, mudah bosan, pembelajaran tidak fokus, tidak memperhatikan dan tidak mengerti terhadap materi yang sudah pendidik ajarkan atau jelaskan.Â
Seni sangat penting untuk dimiliki setiap pendidik. Seperti yang saya dapatkan dari mata kuliah konsep dasar IPS sebagai pendidik kita harus memiliki keterampilan dasar dalam mengajar yakni memiliki pemikiran optimis, memiliki ciri khas agar siswa tertarik dengan cara atau gaya mengajar kepada siswa. Memiliki kepercayaan diri karena menjadi seorang pendidik harus siap untuk menjelaskan materi yang sudah dipelajari kepada siswa sekolah dasar. Ketika pendidik tidak percaya diri otomatis siswa akan ragu dengan materi yang disampaikan oleh pendidik. Siswa akan berpikir "apakah saya harus percaya kepadanya? Jika pendidik itu juga tidak percaya kepada dirinya sendiri?". (Prihantini & Tin 2020).Â
Sebagai calon pendidik tentunya kita harus mempersiapkan hal itu agar tidak terjadi sebisa mungkin kita harus mencegah  tingkah laku kita yang menghasilkan pemikiran seperti tadi. Meskipun bisa kita tinjau anak sekolah dasar tidak mungkin akan berpikir seperti itu karena masih kecil. Tetapi tetap kita harus menjadi pendidik yang bisa menuntun generasi yang lebih baik di masa depan. Tentunya dengan metode atau sering dikenal dengan kata teknik. Pendidik yang mengetahui teknik, di dalam proses belajarnya bisa mengondisikan siswa yang sedang kacau. Teknik yang dimana suatu metode pembelajaran yang dipelajari untuk meningkatkan sesuatu.Â
Dalam konteks pendidik tanpa mengetahui cara teknik mengajar yang baik dan benar kemungkinan besar pendidik tidak akan bisa mengkondisikan siswa. Misalnya siswa di kelas satu. Karakter di dalam siswa kelas satu hanya memikirkan main, makan dan menangis. Ketika seorang pendidik tidak mempunyai dasar teknik dalam mengajar, pendidik akan kebingungan karena tidak mengetahui dasar mendidik anak di sekolah, seperti bagaimana cara mengatasi siswa kelas satu sekolah dasar yang dimana masa -- masa pembentukan sebuah karakter.Â
Membayangkan ruangan menjadi ricuh, berisik dan kelas tidak bisa dikondisikan. Juga pendidik akan kerepotan dengan banyaknya siswa yang tidak bisa diam. Karena beberapa anak di sekolah dasar memiliki kepribadian yang berbeda yang dimana perlu kita ketahui mendidiknya seperti apa. Dalam menyatukan sebua pembelajaran berseni anak yang diam maupun aktif kemungkinan besar mampu mengikuti pembelajaran. Siswa yang aktif akan lebih aktif dan siswa yang pendiam akan mulai menyesuaikan dan mengikuti arahan dari pendidik.
Lalu selanjutnya ada beberapa contoh seni dan teknik dalam belajar mengajar: 1. Ketika mengajar pendidik harus bisa lebih mengekspresikan dirinya dengan banyak gerakan, ekspresi dan sebagainya. Tujuannya agar siswa menjadi lebih aktif dan pendidik tidak terlalu kaku. 2. Selalu memberikan permainan di setiap materi yang akan disampaikan agar siswa selalu mengingat materi dari pendidik tersebut.Â
Contohnya seperti bermain "naik kereta api". Pendidik mengumpulkan siswa lalu berbaris, tangan kita simpan ke pundak teman yang ada di depan kita lalu kita mengelilingi sekolah sambil bernyanyi serta memberi materi. Jika keadaaan diluar ruangan, materi yang diambil adalah tentang lingkungan. Kita belajar mengenal lingkungan di sekitar kita, seperti pohon, rumah, pagar dan sebagainya. 3. Selalu bernyanyi agar siswa merasa lebih tenang. Ketika ada yang menangis kita ajak siswa tersebut untuk menyanyi dan melupakan hal yang membuatnya sedih. Ini adalah pengalaman saya sendiri saat sekolah dasar. 4. Selalu menyiapkan sebuah hadiah kecil ketika siswa menjawab sebuah pertanyaan. Siswa sekolah dasar adalah anak kecil. Anak kecil sangat menyukai hadiah kecil yang bisa membuat dia kembali bersemangat untuk mendapatkan sesuatu. Hadiah sekecil apapun siswa akan dengan mudah menerima dan membuat dirinya senang. Itulah beberapa contoh seni dan teknik dalam pembelajaran di sekolah dasar. Masih banyak contoh yang bisa kita praktekan. Menurutku kita sebagai pendidik harus kreatif dan inovatif dalam menentukan kegiatan belajar mengajar seperti apa dan bagaimana konsepnya. Apakah siswa sekolah dasar menyukai cara seperti ini atau tidak. Jadi itu yang harus dipersiapkan secara matang. Seni dan teknik sangat mempengaruhi dalam sebuah kegiatan mengajar. Karena tanpa adanya seni dan teknik dalam pembelajaran, akan mempengaruhi siswa yang berdampak negatif. Seperti mudah bosan, tidak memahami isi materi, dan tidak fokus. Lalu dampak positifnya pasti banyak yang dimana mereka bisa lebih mengingat apa yang sudah diajarkan oleh pendidik. Tentunya tidak lupa dengan keterampilan sosial pendidiknya yang dimana akan mendukung dalam setiap pembelajaran. Pendidik yang memiliki jiwa seni dari lahir serta mengetahui teknik akan berhasil dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi perlu diingat kembali pendidik itu memiliki ciri khasnya sendiri. Kita tidak bisa menyamaratakan semua pendidik karena pendidikan yang berhasil ialah dimana siswa yang mampu menerapkan dan memahami apa yang sudah di sampaikan oleh pendidik.
Jadi pendidik tanpa seni dan teknik bersifat negatif yang dimana bisa menimbulkan efek bosan, mengantuk dan lain sebagainya. Kita sebagai pendidik juga harus bisa mencegah hal itu terjadi dengan membawakan jiwa seni ke dalam kegiatan belajar serta teknik yang baru. Maka dari itu setiap pendidik harus memiliki jiwa seni dalam mengajar dan memiliki teknik dasar pembelajaran agar siswa sekolah dasar tertarik kepada pendidik selama pembelajaran dan juga senang akan belajar, menjadikan siswa lebih bersemangat untuk bersekolah dan bisa berfikir bahwa sekolah itu sangat menyenangkan. Bukan jadi bahan tuntutan yang harus dilakukan setiap harinya. Karena siswa di sekolah dasar juga manusia yang membutuhkan hiburan untuk mengurangi rasa emosionalnya. Dengan memperbanyak pengajaran yang mengandung unsur psikologi dimana siswa serta pendidik mengekspresikan suatu pembelajaran lewat sebuah gerakan yang bisa meningkatkan rasa senang terhadap siswa sekolah dasar.Â
Selain itu pendidikan juga akan menghasilkan bangsa yang memiliki jiwa yang kreatif. Adanya seni dan teknik dalam proses pembelajaran sangatlah penting, baik itu kepada siswa sekolah dasar maupun pendidik. Bagi siswa untuk memudahkan dalam proses mengingat, sedangkan bagi pendidik sebagai rekreasi yang dimana mengurangi hal yang sedang dialami dalam kehidupannya. Pendidik juga perlu mengikuti perkembangan zaman yang lebih modern dan mengetahui teknik pengajaran untuk kelas satu sekolah dasar seperti apa? Kelas dua bagaimana? Dan seterusnya.Â
Dengan begitu kita bisa menyesuaikan bahan ajar yang akan kita berikan kepada siswa. Apalagi jika dilihat dari era sekarang yang dimana lebih dominan terhadap digital. Sebagai calon guru diusahakan mampu meningkatkan proses belajar mengajar yang lebih menarik tentunya dengan adanya kreatifitas atau inovasi di setiap pembelajarannya sehingga siswa mampu menghasilkan pikiran bahwa belajar di sekolah itu lebih menyenangkan. Tentunya dengan adanya seni dan teknik.Â
Dengan perkembangan di era digitalisasi ini pasti banyak kreatifitas dan ilmu yang dihasilkan dari pemikiran baru yang kemudian bisa kita implementasikan ke dalam kegiatan proses kegiatan belajar mengajar. Dimulai dari generasi kita generasi yang dapat mengubah cara belajar yang lebih kreatif. Jika bukan kita yang memulai lalu siapa calon pendidik yang bisa memajukan pendidikan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H