"Kay, nanti malam akan ada tamu. Kamu siap-siap, ya. Dandan yang cantik."
"Kenapa Kay harus dandan? Kan cuma makan malam biasa?" tanyanya mulai curiga ada yang tidak beres.
"Udah gak usah banyak tanya. Yang penting kamu turuti saja apa yang Papa perintahkan."
"Papa jangan aneh-aneh, deh. Kay curiga, nih."
"Curigaan terus, sih, kamu. Sama Papa sendiri juga."
"Papa aneh." Dia pun berlalu. Dia yakin papanya sedang menyimpan sesuatu yang tidak sesederhana ucapannya.
"Ada apa, ya?"
Dia pun memutuskan untuk melupakan kecurigaannya hingga malam menjelang. Dan dugaannya benar. Papanya sedang merencanakan sesuatu.
"Hai, Farhan Arsyada. Senang berjumpa dengan kamu lagi." Suara lelaki seusia papanya terdengar jelas. Kayesa yang berada di kamar buru-buru keluar dan memastikan kecurigaannya.
Langkahnya terhenti. Bukan karena pria yang kini bersama ayahnya itu, namun karena seorang lelaki yang berdiri persis di belakang pria yang sedang tertawa gembira bersama papanya. Dia Aldo, mantan pacarnya. Ada urusan apa dia ke sini?
"Kay, sini. Sambut tamu Papa. Panggil Mama juga!" Tanpa bisa membantah, Kayesa menuruti papanya. Dia duduk dengan kikuk bersama mamanya di dekat papanya.