"Namun ternyata, takdir berkata lain. Semesta seolah mempermainkanku. Mamamu mengirimkan SMS berisi ancaman, kalau dia akan mencelakakan orang tuaku, jika aku nekat melanjutkan pernikahan kita. Kamu pasti tahu kalau mamamu tidak pernah merestui hubungan kita."
"Awalnya aku mengabaikan pesannya. Namun, batinku seolah memberontak. Aku tahu, kamu pasti akan melindungiku jika Mamamu mencoba mencelakakanku, tapi bagaimana dengan orang tuaku? Aku juga selalu bermimpi mempunyai mertua yang baik dan sangat perhatian. Dan itu tidak akan aku temui pada Mamamu. Itulah mengapa, aku memutuskan pergi di hari itu. Maafkan aku."
Cerita ditutup dengan permintaan maaf penuh penyesalan. Reval yang mendengar cerita tersebut hanya bisa memasang tampang tidak percaya.
"Jadi, Mama?" tanyanya sangsi.
"Iya."
"Mama udah meninggal."
Deg.
"Kamu serius?"
"Iya. Untuk apa aku berbohong? Mama meninggal satu bulan yang lalu."
"Innalillahi"
"Jadi mama alasan kamu untuk menolakku?"