Mohon tunggu...
Wadiyah Nur
Wadiyah Nur Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Wadiyah Nur Pardede. Seorang mahasiswi jurusan pendidikan bahasa arab. Memiliki ketertarikan di bidang kepenulisan. Sangat berharap bisa menjadi penulis yang menginsipirasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permainan Takdir

19 Mei 2023   19:00 Diperbarui: 19 Mei 2023   18:55 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu..."

"Hai, Gantari. Sudah lama sekali kita tidak berjumpa. Semenjak kamu menghancurkanku sehancur-hancurnya. Tidak berniatkah kamu memberikan sedikit saja penjelasan untukku? Mungkin saja, pikiran buruk yang sejak dulu bersarang di benakku dapat terhapus ketika kamu menjelaskan perihal kejadian itu?"

Kali ini, gadis itu tidak dapat menahan tangisnya lagi. Dia benar-benar terguncang. Dan saat itulah Reval tahu, bahwa gadis itu tidak baik-baik saja.

"Mungkin memang sudah seharusnya kamu tahu. Karena kebohongan, tidak akan pernah menggembirakan. Aku akan..."

"Gadis, acaranya."

Suara seseorang menghentikan penjelasan yang akan gadis itu uraikan. Dia melupakan tugasnya.

"Astagfirullah. May, tolong kamu yang gantiin aku, ya. Aku ada urusan, penting banget," pintanya. Dan May hanya bisa menurutinya saja.

"Sepertinya akan lebih baik kalau kita berbicara di cafe sana." Gantari lalu menarik tangan Reval menuju tempat tongkrongan mereka biasanya.

Sesampainya di sana, Putri berniat untuk menjelaskan secara langsung alasan mengapa ia pergi tepat di hari pernikahan mereka.

"Awalnya, aku mau minta maaf sama kamu. Mungkin kamu gak bakalan percaya sama cerita aku. Tapi, itu terserah kamu. Karena inilah faktanya." Putri mengawali ceritanya dan Reval mencoba mendengarkan dan menerima semua pernyataan Putri.

"Hari itu aku sangat bahagia. Sungguh. Karena aku akan menikah dengan orang yang aku kagumi sedari lama. Aku bahkan menunggu hari ini dari jauh-jauh hari. Aku sangat tidak sabar." Gantari memberi jeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun