"Laluu? Mengapa aku boleh masuk surgaMu, ya Allah?"
"Kamu, Aku masukkan surgaKu karena kasihmu pada seekor lalat. Suatu malam di saat kamu sedang menulis buku, seekor lalat hinggap di penamu. Kamu hentikan menulismu. Kamu biarkan lalat itu menyelesaikan hajatnya. Setelah terbang, baru kamu lanjutkan kegiatanmu. Karena kasihmu itu, Aku pun kasih padamu. Itulah sebabnya, mengapa Aku masukkan kamu ke surgaKu."
Sepele, namun Allah lihat. Dan membuatNya mempunyai alasan, untuk memasukkan hambaNya ke dalam nikmatNya.
Masyaa Allah....
Memang butuh proses, menyadarkan anak arti pepatah:
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Sambil menyelam, minum air dan dapat mutiara ~yaelah...
Aku ingat kata-kata Ibu dulu, di saat aku heran dan menanyakan mengapa betapa ringan tangannya beliau.
"Ibu senang membantu karena punya harapan. Jika di kemudian hari anak-anak Ibu sedang punya kesulitan, akan ada orang yang membantu. Dimanapun kamu berada. Sekarang Ibu yang baik ke orang, nanti kamu yang senang."
Masya Allah, kasih sayang ibu emang sepanjang jalan ya. Yang begituan saja dipikirin untuk anak (Walau kesannya juga ada pamrih yah, hihihi. Peace...).
Dan taraaa... Kalimat bijak itulah yang kuturunkan ke anak-anakku. Bukan karena diriku benar-benar bijak. Melainkan karena ternyata, dulu, logika itulah yang sangat bisa aku terima sebagai remaja.